Ramadhan: Koalisi Bukan Bagi-bagi Kursi? Munafik Itu

Minggu, 11 Mei 2014 | 16:29 WIB
Ramadhan: Koalisi Bukan Bagi-bagi Kursi? Munafik Itu
Simpatisan Partai Demokrat pada saat kampanye.(Antara/Yudhi Mahatma)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Petinggi Partai Demokrat (PD) menyindir tipe koalisi yang disebut hanya menyatukan visi-misi, tanpa adanya pembagian kursi. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PD, Ramadhan Pohan, mengatakan bahwa koalisi adalah power sharing, di mana tentunya ada deal-deal dalam hal pembagian kekuasaan.

"Ada yang bilang (koalisi) itu hanya (soal) visi, bukan pembagian kursi. Masa sih? Munafik itu. Namanya koalisi itu soal sharing kekuasaan, power sharing," kata Ramadhan, dalam sebuah acara di Hotel Alia, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (11/5/2014).

Di sisi lain, Ramadhan menilai bahwa untuk saat ini koalisi dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 belum terpetakan dengan baik. Sebab menurutnya, banyak partai politik (parpol) belum secara formal sepakat berkoalisi, kecuali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasdem.

Ramadhan mengatakan, partainya sendiri baru akan memastikan koalisi pada menit-menit terakhir nanti. "Tanggal 17 sampai 18 (Mei) koalisi masih terbuka. Itu waktu injury time (untuk) mendukung capres yang disepakati," katanya.

Menurut Ramadhan pula, hal itu karena berdasarkan pengalaman Pilpres 2009, di mana saat itu parpol menentukan koalisi pada waktu-waktu terakhir. Tidak menutup kemungkinan hal seperti itu menurutnya juga akan terjadi pada Pemilu 2014.

"Koalisi antara parpol nggak bisa ditentukan sekarang. Kita masih bisa utak-atik," tuturnya menambahkan.

Ramadhan pun menambahkan, koalisi poros baru yang digagas oleh Demokrat juga masih dapat terbuka. Menurutnya, banyak parpol yang kemungkinan besar akan bergabung dengan Demokrat pada waktu akhir pendaftaran capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) nantinya.

Ditambahkan Ramadhan, peluang Demokrat untuk berkoalisi dengan partai lain seperti Gerindra, PKB, PAN, Golkar, bahkan PDIP pun, sangat mungkin terjadi. Sebab Demokrat menurutnya terus membangun komunikasi politik dengan beragam partai.

"Kita (khalayak) saja yang nggak tahu, dan tahunya cuma di permukaan saja," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI