Suara.com - Gunung Slamet masih berstatus "Siaga" (level III) dan masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak. Hingga kini tercatat sebanyak 24 kali gempa letusan, 29 kali gempa embusan.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, Minggu (4/5).
Menurut dia, berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos PGA Slamet pada hari Minggu (4/5), pukul 00.00-06.00 WIB, teramati 26 kali letusan kelabu tebal dengan tinggi 150-700 meter dari puncak dan condong ke barat.
Dari sisi kegempaan, kata dia, tercatat sebanyak 24 kali gempa letusan, 29 kali gempa embusan, dan satu kali tremor vulkanik. Berdasarkan jumlah gempa letusan dan gempa embusan asap tersebut, lanjut dia, dapat disimpulkan bahwa aktivitas Gunung Slamet cenderung menurun berdasarkan.
"Namun intensitas letusan masih tetap dengan ketinggian maksimum 1.500 meter dari puncak. Jika penurunan aktivitas terus berlangsung, maka status Gunung Slamet akan dikaji secara rinci," katanya. (Antara)