Suara.com - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau geothermal Baturaden tidak terganggu peningkatan aktivitas Gunung Slamet yang berstatus "Siaga". Proyek geothermal sampai sekarang tetap berjalan karena berada di radius aman.
"Kalau dilihat di peta, WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) panas bumi jauh dari puncak atau lebih dari 8 kilometer, sedangkan radius bahaya Gunung Slamet berjarak 4 kilometer dari puncak," ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Banyumas Anton Adi Wahyono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (3/5/2014).
WKP panas bumi berada di Baturaden, Kabupaten Banyumas, dan Kaligua, Kabupaten Brebes. Namun dia memprediksi proyek panas bumi itu akan terdampak jika status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi "Awas".
Berdasarkan perencanaan sebelumnya, pengeboran sumur panas bumi direncanakan pada Mei 2014. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti kapan pengeboran tersebut akan dilaksanakan.
"Kami belum tahu apakah mundur atau tetap sesuai perencanaan, karena sebelum pengeboran harus dilakukan pelebaran jalan dan jembatan untuk mobilisasi kendaraan berat menuju lokasi," katanya.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi itu ditargetkan selesai tahun 2017 dan akan memroduksi listrik sebesar 110 megawatt pada tahap pertama. Selanjutnya pada tahap kedua 2019 sebesar 77 megawatt dan tahap ketiga 2022 sebesar 44 megawatt, sehingga total produksi mencapai 231 megawatt. (Antara)