Mengaku Wartawan 'KPK' Peras Kepala Sekolah

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 03 Mei 2014 | 14:36 WIB
Mengaku Wartawan 'KPK' Peras Kepala Sekolah
Ilustrasi (freedigitalphotos/Patrisyu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polres Pidie, Nangroe Aceh Darussalam, Jumat (2/5/2014) menangkap oknum wartawan Koran Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diduga memeras kepala SMP di daerah itu. Laki-laki bernama Zul ditangkap di sebuah SMP di Kecamatan Jangka Buya, Kabupaten Pidie Jaya.

Kapolres Pidie AKBP Sunarya mengatakan, modus yang dilakukan Zul adalah dengan mendatangi sejumlah SMP seraya mengaku sebagai penyidik KPK, bukan wartawan lalu meminta sejumlah uang kepada kepala sekolah.

"Dalam menjalankan aksinya, oknum tersebut mengaku sedang memeriksa proyek yang dibiayai APBN. Perbuatan Zul membuat sejumlah kepala sekolah resah. Pelaku dijerat pasal pemerasan dengan mengatasnamakan lembaga KPK," kata Sunarya.

Penangkapan ini mendapat apresiasi dari Aceh Movie Maker (AMM), lembaga penggiat film dokumenter di Aceh. "Kami memberi apresiasi dan mendukung langkah kepolisian menangkap oknum wartawan yang diduga melakukan pemerasan," kata Ketua AMM Ali Raban di Banda Aceh, Sabtu.

Ali Raban menegaskan, kepolisian harus mengusut tuntas kasus ini dan menyeret pelaku ke pengadilan, sehingga ada efek jera. Efek jera ini tidak hanya kepada pelaku, tetapi juga kepada oknum-oknum lain yang diduga berbuat serupa.

"Kepolisian jangan pernah ragu mengusut kasus pemerasan yang dilakukan oknum wartawan KPK. Wartawan bukanlah sosok kebal hukum. Kami juga mengingatkan agar pihak-pihak lain tidak mengintervensi kasus ini," ucapnya.

Ali Raban yang juga wartawan MetroTV menyebutkan, akibat praktik pemerasan oknum tersebut menyebabkan nama wartawan tercoreng. Masyarakat menilai seolah-olah semua wartawan pekerjaannya memeras. "Kami juga mengimbau kepala sekolah maupun elemen masyarakat lainnya yang merasa diperas oknum wartawan segera melapor kepada kepolisian. Praktik oknum seperti ini sudah mencoreng pekerjaan wartawan," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI