Suara.com - Video rekaman telepon seluler pintar milik murid sekolah menengah yang menjadi korban feri nahas di Korea Selatan menunjukkan bagaimana anak-anak itu sempat bercanda tentang "Titanic" sebelum kapal itu benar-benar tenggelam.
Rekaman itu sendiri diperoleh dari sebuah telepon seluler milik seorang siswa berusia 17 tahun, yang mayatnya belakangan ditemukan dari dalam bangkai feri Sewol. Ponsel itu tersimpan di saku bajunya.
"Hei, tolong saya," kata seorang siswa dengan nada jenaka, yang kemudian ditimpali oleh siswa lain, yang mengatakan bahwa "video itu kelak akan diunggah ke Facebook".
"Semakin mirip dengan Titanic," imbuh seorang pelajar saat kapal seberat 6.825 ton itu mulai miring.
Dari video itu terlihat bahwa Park Su-Hyeon, nama siswa pemilik ponsel itu, mulai merekam pada pukul 8.52 pagi pada 16 April silam. Video itu direkam beberapa menit sebelum kru kapal Sewol melakukan panggilan darurat.
Sebelas menit kemudian, masih dalam suasana jenaka, salah seorang siswa mengatakan mungkin sudah saatnya mereka mengeluarkan wasiat terakhir. Sementara siswa lain mulai berdebat, apakah peristiwa itu akan ramai diberitakan.
Rekaman itu diberikan oleh ayah Park kepada media-media Korsel. Tetapi wajah anak-anak yang terekam dalam video itu diburamkan untuk melindungi identitas mereka.
Dalam rekaman itu juga terdengar perintah dari pengeras suara, agar para penumpang bertahan di tempat mereka berada.
"Apa yang sedang dilakukan kapten kapal," terdengar suara salah satu siswa dalam video itu.
Kapten kapal dan 14 krunya, yang melarikan diri saat kapal itu tenggelam, kini sudah ditahan oleh polisi Korsel. Dari 476 penumpang di feri itu, 325 di antaranya adalah siswa dari sebuah sekolah menengah di Seoul yang akan berdarma wisata ke Pulau Jeju.
Hingga Jumat (2/5/2014), jumlah korban tewas dalam kecelakaan itu mencapai 225. Sebanyak 77 orang masih dinyatakan hilang.
Video Park mulai berlanjut pada pukul 9.06. Saat itu suasana telah penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Terdengar salah satu pelajar mengeluh tentang kakinya yang gemetar dan kebas. Pelajar lain mulai berbicara soal perintah dari pengeras suara agar mereka mengenakan rompi keselamatan.
"Saya tidak paham. Memakai rompi keselamatan? Apa ini artinya kapal akan tenggelam?" ujar siswa itu. (USA Today)