Suara.com - Sebelum Pasar Senen terbakar, rupanya PD Pasar Jaya sudah berencana merenovasi Pasar Senen di blok III. Namun, sejauh ini renovasi belum dilakukan karena sejumlah pedagang belum cocok dengan uang tebus.
"Emang pasar sudah tua, udah rencana mau dibangun baru. Setiap rapat nggak ada kesepakatan harga. Mungkin ada sabotase atau gimana lah," kata pedagang sayur di pasar Senen, blok III, O’o Bunjamin saat ditemui di TKP kebakaran, Jumat (25/4/2014).
O’o bercerita kalau api pertama kali muncul di dekat tangga kiosnya di Blok III. Belakangan api mengamuk di tempat lainnya.
Dia juga sempat curiga karena juga menemui dan melihat ada titik api di lokasi berbeda.
"Pertama deket lapak saya di tangga itu, tapi kenapa nyebar kemana-mana. Kan kalau satu titik pasti langsung bisa dimatiin, walaupun dalam keadaan tidur apa gimana. Namanya pasar keadaan dalam 24 jam pasti bisa dimaatin-lah, tetapi ini langsung merambat pojok sono, pojok sini. Nggak mungkin," ungkap O’o.
O’o yang mempunyai di Pasar Senen sejak 1993, lalu menceritakan kepada suara.com soal harga sewa ruko yang semakin mahal, padahal kondisi pasar yang dibangun sejak tahun 1975 itu sudah tak layak.
"Pasar kan udah tua dibangun tahun sekitar tahun 1975, udah ada rencana renovasi cuma masih gelap. Kapannya belum tau," tuturnya
Dia juga mengaku kios di pasar tersebut sudah seperti rumahnya sendiri.
Api mulai menyulut Pasar Senen sejak subuh tadi pagi sekiyar pukul 04.00. O’o yang kerap bolak balik di pasar tidak tahu apakah ada korban. Tapi yang pasti pasar bukan cuma jadi tempat tinggal pedagang seperti dirinya saja, tapi juga para gelandangan.
"Kalo korban jiwa nggak tau dah. Masalahnya kan gepeng (gelandangan dan pengemis) banyak yang tidur di sini, usiran dari pasar mana pada lari ke sini," lanjutnya lagi.