Diusulkan Maju Sebagai Cawapres, SBY: Ada yang Ingin Melukai Hati Saya

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 25 April 2014 | 16:15 WIB
Diusulkan Maju Sebagai Cawapres, SBY: Ada yang Ingin Melukai Hati Saya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan pidato. (Antara Foto/Andika Wahyu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak sejumlah permintaan yang ingin menjadikan dia sebagai calon wakil presiden dalam pemilihan umum 9 Juli mendatang. Penolakan itu diungkapkan SBY dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di channel YouTube miliknya sendiri dan diunggah Jumat (25/4/2014).

Dalam video berdurasi 18 menit 29 detik itu SBY mengatakan orang-orang yang mengusulkan gagasan agar dia mau menjadi cawapres itu sebenarnya hanya mau menghina dirinya saja.

"Benar-benar aneh. Ada pihak tertentu yang mau mengolok-olok saya, melukai hati saya. Melecehkan begitu. Memang ada orang di negeri ini yang kebahagiaanya memperolok dan melukai hati orang lain," kata SBY dalam video berjudul "Tanggapan Presiden SBY atas usul 'SBY sebagai Cawapres'" itu.

Meski demikian, dia mengatakan, ada juga pihak tertentu yang sunguh-sunguh ingin dirinya menjadi cawapres. Alasannya pengalaman SBY dinilai bisa membantu pelaksaan pemerintahan di masa mendatang. Tetapi, SBY menegaskan, dirinya tetap tidak akan mencalonkan diri di pemilihan presiden dan wakil presiden Juli mendatang.

"Tidaklah. Tentu tidak. Andai kata saya ini bisa maju lagi untuk ketiga kalinya dan tidak dilarang oleh konstitusi dan undang-undang yang berlaku, saya pun mengatakan tidak akan maju lagi," dia melanjutkan.

"Saya sudah berbicara dari hati ke hati dengan istri dan anak-anak saya. Semua sepakat bahwa 10 tahun bisa memimpin negeri ini sudah merupakan kesyukuran yang luar biasa kepada Allah swt, juga terima kasih kepada rakyat," imbuh SBY.

Menurut SBY pemimpin yang terlalu lama berkuasa akan cenderung menjadi diktator yang menyalahgunakan kekuasaan.

"Pemimpin yang berkuasa begitu lamanya, 20 tahun lebih, biasanya, tentu tidak semua, cenderung menyalahgunakan kekuasaannya. Sebagian mereka akhirnya menjadi tiran menjadi diktator. Tentu tidak baik kalau kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang. Demokrasi akan mati dan hak rakyat akan dikebiri," jelas dia.

Ia juga mengatakan bahwa pemimpin yang terlalu lama berkuasa akan cenderung kehilangan inisiatif dan membuat rakyat bosan.

Selain bicara soal wacara cawapres, dalam video itu dia juga membahas tentang para calon presiden ideal dalam pemilihan mendatang. (YouTube)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI