Suara.com - Chief Executive Formula 1 (F1), Bernie Ecclestone (83), membantah semua dakwaan tindak penyuapan yang didakwakan terhadapnya, Kamis (24/4/2014), saat menghadiri persidangan di Munich, Jerman. Kasus ini sendiri banyak disebut berpotensi menggoyang dominasi lelaki asal Inggris itu di pucuk pimpinan F1.
Sebelumnya, pihak jaksa sudah menyampaikan dakwaan bahwa Ecclestone delapan tahun lalu telah menyuap bankir Gerhard Gribkowsky, demi memuluskan penjualan saham F1 kepada sebuah perusahaan ekuitas swasta, CVC. Menurut jaksa, Ecclestone mendukung CVC karena firma itu berkomitmen memastikannya tetap sebagai bos F1.
"Saya percaya diri, matahari bersinar cerah," komentar Ecclestone yang mengenakan setelan gelap kepada kru televisi, sebagaimana dikutip Reuters, hari ini, saat memasuki ruang persidangan di Munich.
Mantan sales mobil bekas yang jadi multi-miliarder dengan mengembangkan balapan mobil menjadi pemutar uang global selama empat dekade terakhir, itu memang belakangan sibuk berusaha menyelamatkan posisi sekaligus reputasinya. Terkait kasus ini saja, jika terbukti bersalah, Ecclestone bakal berhadapan dengan vonis 10 tahun penjara.
Saat persidangan dimulai hari ini, para pengacara Ecclestone lantas mengeluarkan pernyataan resmi sang bos F1, yang intinya berisi bantahan sekaligus penegasan bahwa pihaknya akan berjuang keras melawan demi membersihkan namanya dalam kasus ini.
"Penyuapan yang dituduhkan itu tidak pernah terjadi. Klaim dalam dakwaan ini hanya didasari pada pernyataan Dr Gribkowsky, yang jelas-jelas keliru, tidak seusai fakta, serta bukan merupakan suatu kesimpulan," ungkap pernyataan itu.
Dalam dakwaan setebal 24 halaman yang dibacakan di depan pengunjung sidang yang memenuhi ruangan, Ecclestone disebut telah mengirimkan 44 juta dolar AS (Rp510 miliar lebih) kepada Gribkowsky yang mantan bankir BayernLB, lantaran telah membantu menjaga posisi Ecclestone sebagai bos F1.
CVC sendiri saat ini masih menjadi pemegang saham terbesar F1, ajang bisnis yang meraup penghasilan lebih dari 1,5 miliar dolar AS (Rp17,4 triliun) dari rangkaian balapannya per tahun. Salah satu pimpinan CVC, Donald Mackenzie, sebelumnya telah menyatakan bahwa pihaknya akan memecat Ecclestone jika terbukti bersalah melakukan tindak pidana.
Meski telah berusia lanjut, Ecclestone sendiri dikenal senantiasa menghadiri hampir semua balapan F1, serta tetap menjadi sosok sentral dalam kesuksesan komersial ajang itu. Selama ini, dia pun selalu menolak bicara soal rencana pensiun, serta tidak terlihat ada calon pengganti jika dia akhirnya berhenti atau dipecat.
Ketidakpastian masa depan posisi Ecclestone itulah yang antara lain turut menyulitkan upaya tertunda listing F1 di pasar saham. Rencana awal listing saham F1 dua tahun lalu di bursa Singapura sendiri harus batal gara-gara gonjang-gonjing kondisi perekonomian. (Reuters)