Tolak Kedatangan Obama, Demonstran Bentrok dengan Polisi

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 23 April 2014 | 16:44 WIB
Tolak Kedatangan Obama, Demonstran Bentrok dengan Polisi
Seorang anggota polisi anti huru hara Filipina yang membawa tongkat mencoba menangkap seorang demonstran yang menolak kedatangan Presiden AS Barack Obama. (Reuters/Romeo Ranoco)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Unjuk rasa menentang kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Kedutaan Besar AS di Manila, Filipina, berakhir ricuh. Sejumlah demonstran yang menggelar protes terlibat adu jotos dengan polisi.

Aksi unjuk rasa digelar demonstran sayap kiri Filipina di depan gedung Kedutaan Besar AS di Manila, hari Rabu (23/4/2014). Mereka menentang kedatangan Presiden Barack Obama ke Manila, Senin pekan depan. Demonstran menyuarakan pula penolakan atas rencana perjanjian keamanan yang dikhawatirkan bakal menempatkan lebih banyak tentara AS di Filipina.

Sejak awal aksi, gedung kedutaan besar sudah dijaga ketat polisi anti huru-hara. Namun, para demonstran berhasil menembus barikade yang dibentuk aparat. Bentrokan pun tak terelakkan.

Polisi menyemprotkan air bertekanan tinggi untuk menghalau para demonstran. Dalam kericuhan itu, seorang polisi terkena pukulan demonstran di bagian wajahnya. Sejumlah polisi juga tampak menggunakan tongkat panjang untuk memukuli demonstran. Belum ada laporan soal jumlah korban luka dalam bentrokan itu.

Kedatangan Obama dalam rangka mengesahkan perjanjian keamanan di antara kedua negara. Perjanjian itu mengatur penempatan lebih banyak personel militer, pesawat dan kapal AS untuk sementara di sejumlah kamp militer Filipina. Sejak tahun 2002, sudah ada 500 tentara AS yang ditempatkan di Filipina bagian selatan. Ratusan tentara ini bertugas memberikan pelatihan anti-terorisme kepada tentara Filipina guna memerangi militan al-Qaeda. (ABC News)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI