Suara.com - Para penyelam harus meraba-raba di air keruh untuk mencari jenazah korban feri Sewol yang tenggelam sepekan silam. Tak jarang, mereka harus melawan rasa takut saat mengevakuasi jenazah yang muncul di hadapan mereka.
"Kami terlatih di lingkungan berbahaya, namun terkadang sulit menumbuhkan keberanian saat kami menemukan jenazah di gelapnya air," ujar penyelam Hwang Dae-sik.
Untuk mencari korban, para penyelam harus menembus air laut yang keruh, menyusuri koridor-koridor feri yang gelap. Jarak pandang sangat pendek. Penyelam hanya bisa melihat keadaan beberapa sentimeter di depan wajah mereka. Untuk mencari jenazah, mereka hanya mengandalkan tangan, meraba-raba sekeliling mereka.
"Kami harus meraba segala sesuatunya menggunakan tangan kami. Ini adalah pekerjaan paling melelahkan dan menyedihkan sepanjang karir saya," kata Hwang
Hwang mengakui timnya telah menemukan 14 jenazah.
Para penyelam dibekali selang oksigen dan kabel komunikasi yang terhubung ke permukaan. Mereka bisa bekerja satu jam selama selang oksigen mereka tidak putus tergores sudut-sudut tajam yang ada di dalam feri nahas itu. Sementara dengan tabung oksigen, mereka bisa bekerja selama 20 menit sebelum persediaan oksigen dalam tabung itu habis.
Sampai saat ini, jumlah resmi korban meninggal dunia yang telah dievakuasi mencapai 146 orang. Sebagian besar jenazah ditemukan di bagian belakang dek keempat bagian belakang kapal. (Reuters)