Suara.com - Menjelang Pemilu Presiden 2014, banyak tokoh yang ingin diusung menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Mereka bermanuver ke sana ke sini supaya mendapat dukungan dari partai politik.
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Achmad Mubarok, merefleksikan hal itu sebagai syahwat.
Menurut dia, semua manusia punya syahwat ingin menjadi orang yang tertinggi.
Dalam dunia politik, kata Mubarok, namanya syahwat politik. Kalau syahwat ini tidak dikendalikan dengan benar, jadinya nafsu yang cenderung kurang bagus.
“Jika hawa nafsu politik pasti destruktif atau merusak,” kata anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat ini kepada suara.com, Rabu (23/4/2014).
Orang yang sudah menggunakan hawa nafsu politik, berpikir tentang pencapaian kemenangan melalui berbagai cara atau menghalalkan semua cara.
“Maka yang penting berhasil apapun caranya. Yang penting menang, itu hawa nafsu.”
Syahwat politik, katanya, seharusnya bisa terkendali agar tidak destruktif.