Politisi Golkar: Agung Laksono Layak Gantikan ARB

Doddy Rosadi Suara.Com
Minggu, 20 April 2014 | 19:40 WIB
Politisi Golkar: Agung Laksono Layak Gantikan ARB
Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menko Kesra, Agung Laksono. (Antara/Muklis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Senior Partai Golkar Zainal Bintang menyatakan ada tiga nama calon pengganti Ketua Umum DPP Partai Golkar Abu Rizal Bakrie (ARB).

Hal itu digulirkan lantaran kinerja Ical dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 9 April 2009 dipertanyakan kader Partai Golkar karena tidak sesuai harapan.

"Ada yang sudah mempersiapkan diri, Agung Laksono, dan Priyo Budi Santoso, ada juga MS Hidayat Menteri Perindustrian," kata Zainal usaiĀ  acara diskusi di kawasan Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).

Menurutnya, calon yang paling kuat sebagai Ketua Umum, adalah calon yang terlibat dalam organisasi masyarakat (ormas) atau sayap Partai Golkar. Sebab, ormas partai ini dianggap berpengaruh hingga di kalangan grass root.

"Yang berakar itu Agung Laksono karena dia Ketua Umum Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro), bersama Priyo Ketum Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) memiliki posisi lebih kuat," kata Zainal.

Bintang juga mengatakan, Partai Golkar akan melakukan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dalam waktu dekat ini untuk mengevaluasi hasil kinerja ARB sebagai calon presiden dari Golkar yang dianggap kurang maksimal dalam pileg lalu. Rencananya Rapimnas itu akan diselenggarakan Mei, namun bisa dipercepat jadwalnya sesuai dengan kebutuhan.

"Pileg Partai Golkar yang tidak mencapai target menimbulkan pertanyaan kader yang harus dijawab elit Golkar, yaitu lewat Rapimnas," kata Zainal.

Kata dia, evaluasi terhadap ARB ini dilakukan karena pertanyaan 'mengapa' target Pileg tersebut tidak tercapai. Rapimnas ini bukan muncul dari pihak ARB, tapi dari kader yang takut bila partai beringin ini mengalami stagnansi politik.

"Konsekuensinya adalah mengevaluasi kinerja Ketum. Sebagai Ketum partai mestinya beri tanggungjawab moril pada kader, bahwa partai tidak penuhi target dan mari evaluasi, tapi itu bukan muncul bukan dari Ical, tapi muncul dari kader yang takut partai akan stagnansi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI