Suara.com - Pimpinan tertinggi umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus memimpin misa Paskah di Basiika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (19/04/2014)
Ia meminta kepada jemaat yang hadir untuk merenungkan kembali jalan hidup mereka. Misa malam Paskah itu diawali dengan ‘kegelapan’ sebagai lambang kegelapan di makam Yesus di antara kematian dan kebangkitanNya.
Kemudian, Paus berjalan memasuki basilika membawa lilin dan membagikan cahaya lilin kepada para jemaat gereja. Secara perlahan, basilika berubah menjadi terang.
Dalam miss malam itu, Paus melanjutkan tradisi pembabtisan yang dilakukan pada malam Paskah. Ia membaptis 10 orang termasuk, tiga bocah Italia dan empat orang dewasa berusia 34 hingga 58 tahun dari Italia, Belarus, Senegal, Lebanon dan Vietnam.
Dalam kotbahnya, pimpinan sekitar 1,2 miliar umat Katolik Roma sedunia ini menceritakan kembali kisah Injil yang menggambarkan bagaimana iman para murid Yesus diguncang setelah kematian Yesus Kristus.
“Iman mereka benar-benar terguncang, semuanya tampak sudah berakhir dan harapan mereka sudah mati. Tetapi, kesaksian perempuan yang mengatakan bahwa makam Yesus kosong, bagai seberkas sinar dalam kegelapan,” katanya.
Paus berusia 77 tahun itu, meminta umat Katolik untuk merenungkan kembali arah hidup mereka, dalam konteks yang sama saat para murid Yesus mengalami guncangan iman.
“Apakah saya mengingatnya? Apakah saya telah melupakannya? Apakah saya telah keluar dari jalur yang benar dan membuat saya melupakannya?,” tanya Paus.
Pada hari MInggu ini (20/04/2014) Paus akan memimpin misa Paskah di Lapangan Santo Petrus dan memberikan pesan Paskah, Urbi et Orbi (kepada kota dan dunia) dari balkon Santo Petrus. (Reuters)