Suara.com - Lima anak, yang kesemuanya siswa sekolah dasar (SD) belum ditemukan pascamusibah tenggelamnya Kapal Motor Nelayan hakti-74. Kelima anak tersebut ikut dalam rombongan peziarah prosesi Jumat Agung yang menaiki kapal itu melintasi Selat Gonzalu, Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/4/2014)
"Lima orang anak SD yang merupakan bagian dari rombongan peziarah asal Waibalun dan Lewolere Larantuka itu masing-masing Jefri Kerans, Satria Tukan, Tian Bethan, Donata Wain, dan Joe Werang," kata Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu (19/4/2014)
Menurut Yoseph, kelimanya ikut bersama orang tua mereka dalam prosesi laut untuk menjemput Arca Yesus (Tuan Meninu) dari Kapel Rewindo menuju Pante Kuce di depan istana Raja Larantuka. Prosesi tersebut merupakan tradisi Gereja Katolik Larantuka untuk memperingati Jumat Agung.
Hingga kini, imbuh dia, jumlah korban yang telah ditemukan berjumlah 57 orang. Tujuh di antaranya meninggal dunia, 19 dirawat jalan, 31 menjalani rawat inap, sementara 2 lainnya masih kritis. Pasien kritis dirawat di ruang ICU RSUD Larantuka
Yoseph, proses pencarian terhadap para korban masih akan dilanjutkan hari ini, Sabtu (19/4). Pencarian dilakukan tim dari kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur.
Mengenai jumlah peziarah, dia mengatakan, belum dapat diketahui secara pasti, karena rombongan peziarah yang menggunakan kapal nahas itu tidak terdata saat keberangkatan dari Waibalun. Saat ini, kata dia, Pemerintah Kabupaten Flores Timur sudah membuka posko di Kelurahan Lewolere, untuk menerima laporan dari keluarga korban yang merasa kehilangan anggota keluarganya dalam musibah tersebut.
"Informasinya masih simpang siur, tetapi paling lambat petang ini sudah bisa dipastikan jumlah peziarah yang menjadi korban dalam musibah itu," kata mantan jurnalis itu. (Antara)