Suara.com - Di Sirkuit Silverstone, Inggris, Sean Gelael pernah naik podium dua kali pada kejuaraan British Formula 3 International 2013 dan pada pembuka musim 2014 akhir pekan ini, dia kembali adu cepat di lintasan itu, tapi kali ini pada perlombaan FIA Formula 3 Eropa.
Pasti ada perbedaan greget pada kedua lomba itu, terutama dari sisi kompetisi, jumlah peserta, persaingan, "setting" kendaraan dan beberapa hal lain sebelum lomba. Pada saat lomba, juga akan ada beberapa hal yang membedakan, misalnya, perubahan cuaca, temperatur dan hal lain.
Sehingga yang paling menentukan ketika berlomba --selain faktor kendaraan dan hal non-teknis lain-- adalah rasa percaya diri, suasana hati dan kejiwaan (mood) serta kekuatan mental. Ini merupakan faktor X yang akan menyebabkan seorang atlet akan memiliki kemampuan kompetitif mengatasi lawan dalam satu perlombaan level atas.
Bagaimana suasana hati Sean saat ini? Dari sisi kendaraan Sean menyebutkan tidak ada lagi masalah, setelah mereka melakukan dua test resmi di Hungaroring (Hongaria) dan Red Bull Ring (Austria) awal April ini.
Jagoan dari Tim Jagonya Ayam itu setelah test di Hungaroring usai mengatakan, "Test berlangsung dengan baik. Ini test resmi pertama tim kami dan saya belajar banyak dalam dua hari ini. Kerja anggota tim luar biasa." Pebalap berusia 17 tahun itu mengendarai mobil Jagonya Ayam with Carlin Dallara-Volkswagen menempatkan diri di posisi 13 dari 28 kendaraan yang melakukan test selama dua hari itu. Pada test berikutnya di Red Bull Ring dua hari kemudian, Sean dengan menakjubkan berada di urutan 10 besar.
Sean menunjukkan kemajuan besar dalam dua test resmi itu. Tim bekerja keras menangani mobil F3 dengan karekteristik baru itu, yang kini lebih memiliki daya tinggi pada mesinnya, sistem elektronik berbeda, gaya pergantian sistem transmisi mengacu pada F1, serta perbaikan pada ban Hankook.
Tentang kokpit yang sempat bermasalah bagi Sean, ditangani dengan apik, seperti diakui pebalap jangkung ini. "Mereka menambah beberapa jam ekstra untuk membuat letak duduk saya semakin nyaman dan ini menumbuhkan rasa percaya diri besar pada saya. Mereka melakukan segalanya demi mengoptimalkan kecepatan saya pada test ini," kata pemuda yang mulai tahun ini akan kuliah di Inggris.
"Pada awalnya rasanya sukar bagi saya di Hungaroring," tambah Sean. "Karena modifikasi baru kendaraan, sehingga 'steering wheel' lebih besar dan karena tubuh saya tinggi rasanya ruang gerak saya berkurang, juga karena banyaknya pergantian arah. Saya harus meyesuaikan diri. Saya gembira dan fokus menghadapi test di Red Bull Rings," katanya.
Setelah test di Red Bull Ring, Sean mengakui testnya amat bagus dan menyenangkan. "Test pada hari kedua amat bagus. Pada sesi pagi berlangsung baik dan saya memiliki ban baru bagus, kendati kami mengakhirinya agak cepat. Tapi saya dapat masuk lagi ke urutan 10 besar," kata pebalap remaja itu.
"Pada sesi petang saya saya memiliki banyak peluang bagus tapi ada beberapa hal kecil yang terjadi dan saya melakukan kesalahan kecil. Saya melaju dengan baik dan saya kira kalau saya bertahapan bisa masuk dalam urutan enam besar," kata Sean.
Dia menguraikan filosofi test sebelum balap. "Saya kira dalam test, hal terpenting bukan untuk melaju tercepat pada tiap lap, melainkan untuk mengetahui apa yang terjadi pada tiap lap." "Ini penting untuk membaca kesanggupan untuk melintasinya. Saya kira bila saya kembali lagi ke Hungaroring, kami harus melakukan latihan pra-musim selama beberapa hari. Kami harus menemukan perbaikan signifikan pada kendaraan dan saya berharap dapat bertambah baik dan bertambah baik lagi," katanya.
Nah, balapan pertama dari 11 putaran FIA F3 Eropa dimulai di Silverstone, Inggris, 19-20 April. Pendukung Sean mendapat kesempatan baik, karena akan ada nonton bareng di KFC Kemang pada 20 April, bahkan ada hadiah menarik sepeda motor dan beberapa barang lainnya.
Tidak dipungkiri, Silverstone merupakan sirkuit favorit Sean dan tempat itu juga merupakan tuan rumah bagi Tim Jagonya Ayam with Carlin, yang jaraknya hanya sekitar satu jam perjalanan mobil dari sirkuit itu.
"Ini tim Inggris dan ini kawasan Inggris," kata Sean. "Dan saya memiliki kenangan hebat di Silverstone tahun lalu, jadi rasanya amat menakjubkan. Target saya mencetak poin dan untuk itu saya mecoba melakukan yang terbaik! Saya harus tampil lebih baik akhir minggu mendatang." Sean sudah menancapkan niat untuk mendapatkan poin pertama di Silverstone dan enjiner tim Jagonya Ayam with Carlin, Jose Manuel Garcia dari Spanyol, mengakui Silverstone merupakan momen paling krusial di awal musim ini. Karena, Garcia harus menerjemahkan semua hal yang berkaitan dengan tujuan mereka untuk membuat Dallara-Volkswagen yang dikendarai Sean melaju lebih kencang dan lebih kencang pada tiap putaran (lap) di sirkuit itu.
"Sean sudah menjalani pembelajarannya tahun lalu," kata Garcia. "Dan sekarang, sejak kami bekerja sama, ia amat fokus, amat profesional dan cara mengemudinya sudah semakin membaik." "Tiap kami memeriksa data kendaraan, kami lihat lajunya semakin cepat. Ia menguasai lintasan dan jalannya lebih cepat. Ia melakukan pekerjaan keras. Ia amat serius. Ia mengerti apa yang ada dalam kendaraannya. Dan karena ia merasa amat percaya diri bersama rekan setim dan pebalap setimnya, kami melihat ia kini berada pada posisi yang lebih tinggi," kata Garcia.
"Untuk melaju cepat harus bekerja keras," kata Garcia. "Itu tidak terjadi seperti sihir! Sean melakukan pekerjaan fantastis." Sean Gelael akan bertempur di Silverstone, jauh dari kampung halaman, namun jalannya perlombaan akan dapat disaksikan lewat nobar dan siaran langsung Metro TV.
Silverstone akan menjadi saksi sejarah, ketika tiba saatnya seorang putera Indonesia meraih poin pertama dalam kejuaraan FIA Formula 3 Eropa, lewat kerja keras dan kesungguhannya. Semoga!