Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dinilai lebih cocok menjadi pengusaha atau king maker bagi Partai Golkar ketimbang menjadi calon presiden.
“Beliau bisa jadi king maker. Jadi kalau di Singapura seperti Lee Kuan Yew,” kata Ketua DPD II Partai Golkar Banda Aceh Muntasir Hamid untuk menjelaskan alasannya tidak mengharapkan ARB maju menjadi capres, kepada suara.com, Kamis (17/4/2014).
Dengan mundurnya ARB dari calon presiden Partai Golkar, katanya, bisa memberikan kesempatan kepada kader lain yang lebih layak.
“Saya menghargai beliau. Dengan penuh rasa hormat, kalau dalam bahasa Jawa, legowo,” katanya.
Salah satu alasan Muntasir mengeluarkan pernyataan demikian adalah setelah mendengar kemungkinan Partai Golkar mengusung cawapres lantaran suara hasil sementara Pemilu Legislatif tidak memungkinan untuk mengusung capres sendirian.
“Cawapres dari Partai Golkar sudah bisa maju. Jadi, kan ARB jadi cawapres tidak cocok, karena beliau maunya tetap capres,” katanya.
Selanjutnya ketika ditanya apakah kader Partai Golkar yang dianggap layak itu mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK)? Muntasir mengatakan JK merupakan salah satunya.
Muntasir mengaku tidak memiliki beban apa-apa ketika mengeluarkan pernyataan ini. Ia juga mengatakan siap menanggung akibatnya.
“Tidak takut. Ini kan zaman reformasi dan demokrasi. Bismillahirrahmanirrahim saja. Kan tidak ada pernyataan saya yang menyangkut penghinaan. Saya, kan mengatakan beliau lebih malu lagi kalau kalah nanti. Partai hancur dan dia malu. Jadi, lebih bagus sekarang ke dunia usaha. Dia bisa jadi pengusaha internasional yang baik,” ujar Muntasir.
Kemudian ia mengatakan tidak ada pesanan dari siapapun kepadanya untuk memberikan pernyataan tentang ARB.