Suara.com - Dalam momen Kamis Putih terkait perayaan Paskah tahun ini, Paus Fransiskus kembali menunjukkan sikapnya yang tak biasa dibanding para Paus sebelumnya.
Setelah tahun lalu menjalani seremoni pencucian dan mencium kaki 12 orang terpilih di penjara anak-anak, yang beberapa di antaranya perempuan dan satu tahanan Muslim, kali ini sang Paus kembali memilih cara serupa.
Sesuai agenda yang dikeluarkan Vatikan, sebagaimana dikutip Reuters, hari ini, Kamis (17/4/2014), sang Paus dijadwalkan menjalani seremoni tersebut di sebuah pusat rehabilitasi di pinggiran Roma.
Dia akan mencuci dan mencium kaki 12 orang sakit dan tak berdaya, yang empat di antaranya adalah perempuan, serta satu orang lelaki Muslim. Usia ke-12 orang disebut bervariasi antara 16 sampai 86 tahun.
Seperti diketahui, ini adalah bagian dari tradisi yang mengikuti jejak dari gestur Yesus di momen Makan Malam Terakhir bersama 12 orang terdekatnya. Oleh para Paus sebelumnya, seremoni ini biasanya jika tak digelar di Vatikan, kadang diadakan di Basilica St John di Roma. Ke-12 orang terpilih juga dulu biasanya adalah lelaki Katolik, rata-rata bahkan dari kalangan pemuka agama.
Sementara itu sebelumnya, membuka rangkaian empat hari momen peringatan keagamaan penting ini, Paus Fransiskus pun telah menyampaikan salah satu pidatonya yang menggugah.
Intinya, Paus menyebut bahwa gereja haruslah senantiasa menjadi sebuah wadah penampungan bagi kaum papa, para gelandangan, serta mereka yang sakit.
Pidato ini disampaikan Paus dalam sebuah upacara di Basilica St Peter, Kamis (17/4), yang dilaporkan dihadiri sekitar 10.000 orang dan diwarnai oleh paduan suara Kepausan.
Kepada khalayak yang mendengarkannya hari ini, Paus Fransiskus mendeskripsikan bahwa gereja adalah "sebuah rumah dengan pintu-pintu yang terbuka, sebuah penampungan bagi para pendosa, rumah bagi orang-orang yang hidup di jalanan, sebuah tempat penuh kasih sayang bagi mereka yang sakit, sebuah kamp bagi generasi muda, sebuah ruang kelas." (Reuters)