Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang muncul di salah satu soal mata ujian Bahasa Indonesia pada Ujian Nasional (UN) 2014 tingkat SMA/SMK/MA mengundang pro dan kontra.
Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia Said Salahudin menilai, upaya itu untuk memperkenalkan sosok yang bersangkutan kepada pemilih pemula terkait dengan pemilihan presiden 2014.
"Ini seperti pesan-pesan politik. UN ini untuk kelas III, kelas III itu adalah pemilih pemula. Jadi, ini seperti upaya memperkenalkan sosok Jokowi kepada pemilih pemula yang akan menjadi pemilih pada pilpres nanti," ujar Said di Yogyakarta (15/4/2014).
Menurut dia, ada dugaan akan bisa diartikan seperti itu. Bisa saja soal tersebut ditampilkan karena waktunya yang bersamaan dengan proses pencapresan Jokowi.
"Saya baca dari materi muatan soalnya itu, memang seperti memberikan gambaran sosok Jokowi secara berlebihan," katanya.
Oleh karena itu, kata Said, hal tersebut harus ditelusuri siapa yang mengusulkan materi soal tersebut, dan apa motifnya. Mengapa kemudian muncul materi soal semacam itu, yang waktunya bersamaan dengan proses pencapresan Jokowi.
"Ujian nasional Bahasa Indonesia harus murni soal-soal yang terkait akademis, dan tidak boleh disusupi kepentingan-kepentingan atau pesan-pesan politik," kata dia. (Antara)