Suara.com - The Guardian dan The Washington Post dianugerahi hadiah Pulitzer pada hari Senin (14/4/2014). Penghargaan paling bergengsi dalam dunia jurnalisme itu mereka terima berkat liputan soal pengintaian Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA).
Berbekal dokumen-dokumen rahasia NSA yang dibocorkan Edward Snowden, mantan kontraktor NSA, kedua media asing itu mengungkap proyek pengintaian elektronik NSA di dunia.
Pembocoran rahasia itu tak hanya memicu debat di Amerika Serikat saja, karena NSA dinilai terlalu jauh mencampuri aktivitas elektronik warganya. Hal itu bahkan membuat sejumlah negara seperti Spanyol, Brasil, dan bahkan Indonesia geram lantaran turut menjadi sasaran pengintaian badan intelijen Amerika Serikat itu.
"Kami membagi kehormatan ini tidak hanya dengan kolega kami di Washington Post, namun juga dengan Edward Snowden, yang mempertaruhkan dirinya dalam kasus layanan publik yang kini diakui dengan hadiah prestisius ini," kata pemimpin redaksi The Guardian Alan Rusbridger di Universitas Columbia, New York.
Sebagai informasi, hadiah Pulitzer diberikan kepada mereka yang berprestasi dalam bidang jurnalisme di media cetak, online, literatur, dan komposisi musik. Pulitzer digagas oleh seorang penerbit Amerika kelahiran Hongaria Joseph Pulitzer. Setiap pemenang dari 20 kategori Pulitzer berhak menerima hadiah uang sebesar 10 ribu Dolar atau senilai Rp144 juta. (Reuters)