Tanaman Khas Indonesia Kembali Terancam Perdagangan Liar

Ardi Mandiri Suara.Com
Selasa, 15 April 2014 | 00:30 WIB
Tanaman Khas Indonesia Kembali Terancam Perdagangan Liar
Kantung semar. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perdagangan liar Terdapat 139 spesies Nepenthes di dunia. Sebanyak 64 spesies ada di Indonesia, sedangkan sisanya ditemukan di Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, dan India.

Pada awal tahun 1980-an diketahui hanya 80 spesies Nepenthes di dunia. Jumlah spesies tumbuhan ini bertambah dengan eksplorasi di beberapa negara, termasuk Filipina yang baru-baru ini melakukan eksplorasi mencari tumbuhan ini.

Menurut Muhammad Mansur, jika di tahun 1990-an 60 persen spesies Nepenthes terdapat di Indonesia, dengan ditemukannya lagi spesies ini di Filipina maka presentase di Indonesia menurun.

"Kalau ditanya di wilayah mana spesies Nepenthes terbanyak ditemukan, jawabannya Sumatra. Tapi kalau di tanya pulau ya Borneo (Kalimantan, Brunei, dan Malaysia)," ujar dia.

Menurut dia, diseluruh pulau-pulau besar di Indonesia telah ditemukan spesies kantung semar ini, kecuali di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Kemungkinan, kondisi daerah yang kering membuat tumbuhan ini tidak tumbuh di sana.

Sementara itu, menurut Jhon, keberadaan tumbuhan yang hidup di dataran rendah hingga dataran tinggi ini semakin terancam oleh perdagangan liar.

"Mereka bertransaksi secara online, dan memanfaatkan sosial media untuk bertransaksi. Kami (KTKI) tidak tahu bagaimana prosedurnya untuk melaporkan kegiatan ini, itu masalahnya," ujar dia.

Ia mengatakan, perburuan kantung semar semakin menjadi, karena masyarakat tahu nilai jual tumbuhan ini yang tinggi. Ancaman terhadap Nepenthes di alam semakin besar, masyarakat mengambil tanpa mengetahui merawat tumbuhan tersebut.

Sedangkan menurut Muhammad Mansur, Nepenthes yang memiliki akar serabut sangat sensitif jika dicabut begitu saja dari tempat hidupnya. "Dalam waktu satu minggu biasanya mati jika tidak tahu merawatnya. Yang beli kantung semar rugi, alam juga rugi karena tumbuhan ini lama tumbuh".

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pembeli-pembeli kantung semar lebih banyak dari dalam negeri, karena mereka yang di luar negeri biasanya akan menolak jika bukan hasil budidaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI