Ungkap Kasus Perkosaan, Sekolah di Prancis Gelar Tes DNA Massal

Esti Utami Suara.Com
Senin, 14 April 2014 | 01:48 WIB
Ungkap Kasus Perkosaan, Sekolah di Prancis Gelar Tes DNA Massal
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah sekolah swasta Katolik, Fenelon Notre -Dame di La Rochelle, Prancis akan melakukan tes DNA terhadap semua murid dan staff laki-lakinya guna mengidentifikasi pelaku pemerkosaan terhadap salah seorang siswa perempuan di sekolah tersebut. Siswa perempuan itu diserang di toilet sekolah itu, tahun lalu.

Ini merupakan pertama kalinya dilakukan screening massal di sekolah di Prancis. Sebanyak 527 murid dan staf akan diuji secara genetik, Senin (14/4/2014). Mereka yang akan diuji meliputi 475 murid, 31 staf dan 21 karyawan lain yang berada di sekolah di Perancis barat pada saat serangan terjadi tahun lalu.

Korban mengatakan tidak bisa mengidentifikasi pelaku yang menyerangnya dari belakang dalam kegelapan, tapi jejak DNA pelaku ditemukan di pakaian korban.

Tes DNA akan dilakukan dengan mengumpulkan air liur dari ke-527 orang tersebut. Selama tiga hari 18 petugas polisi akan melakukan tes DNA massal itu. Jaksa Isabelle Pagenelle dalam keterangannya mengatakan tes DNA yang dilakukan terhadap keluarga dan kawan dekat korban telah terbukti negatif sehingga harus dilakukan skrining massal ini. Pasalnya, pelaku diduga berasal dari lingkungan sekolah itu.

Namun tes DNA ini menuai kontroversi, setelah pihak berwenang mengatakan bahwa siapa pun yang menolak diuji DNA akan dianggap tersangka.  "Mengapa penolakan harus dianggap sebagai pengakuan bersalah ?" kata Pierre Tartakowsky, presiden liga hak asasi manusia Prancis.

"Masalahnya adalah untuk mengetahui apakah satu-satunya kenyataan menjadi murid di pendirian ini adalah alasan yang cukup masuk akal untuk menjadi tersangka," kata Françoise Martres , kepala serikat hakim Prancis ' .

Hasil pengujian genetik akan diketahui dalam waktu satu bulan. Pagenelle mengatakan semua hasil yang tidak berhubungan dengan perkosaan itu akan dihancurkan. (The Guardian)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI