"Belum ada," katanya.
Yang jelas, menurut Jokowi pula, skenario koalisi dengan partai-partai tersebut, sejauh ini belum bisa disimpulkan. Menurutnya, masih perlu beberapa pertemuan lagi untuk menentukan koalisi yang tepat antara partai-partai tersebut. Namun, pada prinsipnya, Jokowi mengatakan bahwa koalisi yang akan dibangun terbuka untuk partai mana pun.
"Kita kan inginnya bertemu terus, baru tentukan. Dengan keputusan kan. Mosok bertemu baru sekali, masa langsung seperti itu. Dan saya kira, semua partai ketemu dulu dengan partai lain. Nggak mungkin ketemu cuma dengan satu-dua partai," tukasnya.
Jokowi menjelaskan, koalisi yang dimaksud pihaknya juga bukan berarti harus bagi-bagi jatah kursi menteri. Menurutnya, Indonesia menganut sistem presidensial, karena itu koalisinya pun harusnya bergaya kerja sama.
"Ini sistem presidensil. Ya kan. Jadi yang namanya bagi-bagi kursi, bagi-bagi menteri, itu hanya ada di koalisi parlementer. Koalisi itu, misalnya, kalau kamu 20 persen, dapat jatah menteri 8 misalnya. Lalu kalau 10 persen, ya jatahmu 5 kursi. Tapi kan kita tidak. Karena kita presidensial, kerja sama. Kalau bareng-bareng, ya, harus mau kerja sama," tandas Jokowi.