"Jokowi Effect" Tidak Signifikan Dongkrak Suara PDIP

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 10 April 2014 | 06:01 WIB
"Jokowi Effect" Tidak Signifikan Dongkrak Suara PDIP
Joko Widodo saat mengunjungi posko JKW4P di Jakarta, Kamis (3/4/2014).[suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengajuan Joko Widodo sebagai calon presiden ternyata tidak signifikan mendongkrak suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pemilihan legislatif pemilihan umum 2014.

Dalam perhitungan berbagai lembaga survei hingga Rabu petang (9/4/2014), PDIP meraih sekitar 19 persen suara, diikuti Golkar di sekitar 14 persen, dan Gerindra dengan 12 persen suara. Suara PDIP hanya naik lima persen dari 14,03 persen pada pemilu 2009 lalu.

"Apa yang disebut 'Jokowi Effect' tidak terbukti. Tren hitung cepat menunjukkan suara PDIP tidak melonjak tinggi," kata Usep Ahyar, direktur lembaga survei Populi Center yang dihubungi Suara.com dari Jakarta.

Padahal, imbuh Usep, dalam berbagai survei sebelum pemilihan legislatif Jokowi disebut-sebut akan mendongkrak suara PDIP di atas 20 persen. Bahkan sejumlah lembaga survei menyebut angka di atas 30 persen.

Menurut Usep gagalnya Jokowi mengangkat suara PDIP di pileg karena setelah pengumuman pencalonan Jokowi sebagai calon presiden PDIP pada 14 Mares silam sejumlah media mulai jarang meliput bahkan terkesan memojokkan Gubernur Jakarta tersebut.

"Selain itu partai-partai saingan PDIP juga hampir punya profil yang sama, yakni bersih dari korupsi. Korupsi adalah faktor yang paling penting bagi pemilih kita," kata Usep.

Jika dalam perhitungan akhir Komisi Pemilihan Umum PDIP tetap memeroleh suara 19 persen maka partai berlambang banteng itu dipastikan akan perlu berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung Jokosi sebagai capres.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI