Suara.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku dirinya mengalami kesulitan melipat kertas suara saat di bilik suara setelah mencoblos di TPS 27 Jalan Kertajaya Indah Timur, Kelurahan Manyar Sabrangan, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Rabu (9/4/2014).
"Kertasnya besar, jadi bingung melipatnya habis dicoblos," ujarnya ketika ditemui setelah mencoblos bersama istri dan tiga anaknya.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, tidak perlu antre karena kebetulan sedang sepi pemilih. Ia datang bersama Nina Kirana Soekarwo didampingi Ferdian Satria Nugraha, Kartika Ayu Prawitasari dan menantu Adista Aprelia Sari.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut menggunakan hak suaranya di bilik yang terbuat dari kardus. Bilik ini merupakan bilik tambahan dari bilik berbahan aluminium.
"Iya, kebetulan dapat bilik yang dari kardus, tapi tidak apa-apa, yang penting sudah mencoblos," katanya.
Di TPS yang letaknya tidak jauh dari kediaman pribadi Pakde Karwo tersebut sempat terjadi kesalahan cetak pada plano model BE-1 berisi calon tetap (DCT) untuk dapil III DPRD Kota Surabaya.
Plano yang ditempel di dekat pintu masuk TPS itu nomor urut Partai Demokrat tertera nomor 6, padahal seharusnya nomor 7. Tapi akhirnya Ketua KPPS TPS 27 Achmad Rusdianto langsung mencoretnya dan diganti angka 7.
"Tidak apa-apa, hanya salah cetak saja. Ketua KPPS juga sudah membenarkannya," kata Pakde Karwo.
Gubernur yang juga Ketua DPD Partai Demokrat tersebut memastikan ia mencoblos gambar partainya. Karena, kata dia, jika mencoblos partai lain maka termasuk disersi.
Di bagian lain, pihaknya mengaku sejak pagi sudah mengecek dan memantau informasi ke sejumlah kepala daerah dan penyelenggara Pemilu, seperti KPU Jatim, Bawaslu dan beberapa TPS.