Suara.com - Meski sudah memasuki masa tenang jelang pemungutan suara pemilihan umum legislatif pada 9 April besok, tetapi kampanye, bahkan kampanye negatif, masih ramai di media sosial. Pada Senin (7/4/2014) misalnya tagar #jokowitidaklayak dan #prabowotidaklayak menjadi topik hangat di Twitter di Indonesia.
Tetapi menurut analisis Politicawave - lembaga pemantau percakapan politik di media online seperti Twitter, Facebook, Blog, dan Forum online - topik #jokowitidaklayak dan #prabowotidaklayak diciptakan oleh admin dan akun-akun Twitter bodong dan karenanya tidak akan banyak berpengaruh.
“Menurut analisa kami hal ini tidak akan berdampak pada potential reach karena akun-akun tersebut adalah fake account, sehingga tidak bisa dianggap sebagai suara netizen yang sebenarnya,” jelas Politicawave lebih lanjut.
Lalu dari mana akun-akun bodong itu?
Menurut Yose Rizal, pendiri dan CEO Politicawave, akun-akun bodong itu dioperasikan oleh admin dan mesin otomatis. Bahkan dia menduga admin-admin itu menguangkan kicauan mereka di Twitter.
"Adminnya mungkin yang dibayar," kata Yose dalam perbincangan dengan Suara.com via pesan pendek.
Dia juga menduga sejumlah akun asli di Twitter dibajak untuk menyuarakan kampanye negatif terhadap partai atau tokoh politik tertentu.
"Kalau kita perhatikan dari minggu lalu banyak banget akun-akun yang tidak merasa ngetweet. Kemungkinan akun-akun ini tanpa sadar approve akses aplikasi tertentu, seperti nambah follower otomatis. Dari situ mereka di-hack," jelas Yose lebih jauh.
Lebih jauh Politicawave menjabarkan bahwa lokasi tweet-tweet negatif tersebut berasal dari wilayah Jawa Barat, khususnya Bandung dan Bekasi.
"Indikasi akun ternak basis relawan partai," tulis Politiwave.