Suara.com - Asia managing editor Flightglobal Greg Waldron yang bermarkas di Singapura menyatakan keraguannya kapal milik Cina, Haiuxun 01 mendeteksi sinyal ‘ping’ yang diduga milik MH370.
“Ada banyak petunjuk palsu dalam kisah (pencarian) ini dan kita membutuhkan kehati-hatian terhadap setiap informasi yang diterima,” katanya kepada AFP.
Keraguan ini juga didukung oleh pendapat dari analis penerbangan sipil dari Frost & Sullivan di Kuala Lumpur, Ravi Madvaram.
Dia mengatakan setiap sinyal yang digunakan oleh industri penerbangan dan kotak memiliki frekuensi yang sama.
“Tapi Cina belum mengungkapkan dimana ordinat (sinyal) ‘ping’ dan dimana mereka mendeteksinya,” seru Ravi.
Otoritas Malaysia sebelumnya mengungkapkan telah menerima tiga denyut baru yang berhasil didteksi. Dua denyut terdeteksi oleh kapal milik Cina, Sabtu (5/4/2014), sementara satu denyut sinyal lainnya terdeteksi oleh kapal milik Australia, Ocean Shield pada Minggu (6/4/2014).
Kedua sinyal ditemukan di dua tempat terpisah berjarak 300 mil laut atau sekitar 500 kilometer antara tempat penemuan sinyal satu dengan lainnya.
Sedangkan Ketua tim pencari dari tujuh negara, Angus Houston yang bermarkas di Perth, Australia, menegaskan kalau Cina telah membagi semua hal yang berkaitan dengan pencarian. Dia juga mengesampingkan soal jarak temuan sinyal dari dua kapal berbeda.
Hari ini tim mengerahkan Sembilan pesawat militer, tiga pesawat sipil dan 14 kapal dalam radius 234 ribu kilometer untuk mencari pesawat yang dinyatakan hilang sejak 8 Maret lalu. (AFP/TheStar)