Suara.com - Laporan mengenai denyut sinyal black box yang ditangkap kapal Cina menuai sejumlah tanggapan. Sebagian tidak yakin sinyal itu berasal dari black box MH370, sementara sebagian lainnya justru antusias dengan munculnya sinyal tersebut.
Tanggapan skeptis dilontarkan Direktur Dukane Seacom, perusahaan pembuat black box, Anish Patel. Menurut dia, seharusnya ada dua sinyal yang ditangkap, bukan hanya satu.
"Saya berusaha memahami mengapa tidak ada dua sinyal - seharusnya ada sinyal kedua yang dikeluarkan oleh perekam data penerbangan ataupun perekam suara kokpit. Jadi, jika kedua alat tersebut berada pada jarak yang cukup dekat... mereka seharusnya mendeteksi dua sinyal," katanya Patel kepada CNN.
Dirinya berharap ada sinyal kedua untuk memastikan bahwa sinyal tersebut berasal dari black box MH370.
"Jadi mari kita tambah alat di perairan sehingga kita bisa menguatkan informasi tersebut, sebelum harapan orang-orang habis, sebelum kita mengecewakan keluarga (penumpang MH370) sekali lagi," kata Patel.
Namun, pendapat berbeda disampaikan Charitha Pattiaratchi, seorang profesor kelautan di Universitas Australia Barat. Dirinya justru menganggap itu sebagai kabar baik.
"(Getaran) 35,7 kHz adalah getaran buatan manusia. Tidak ada getaran lain dengan frekuensi semacam itu," katanya kepada AFP.
Dirinya juga menjelaskan bahwa black box memang sengaja dibuat untuk memancarkan getaran pada frekuensi tersebut.
"Paus atau lumba-lumba atau hujan atau gempa bawah air... mereka memiliki frekuensi yang sangat berbeda," tegas Charitha.
Terlepas dari beragam tanggapan itu, tim pencari Cina kembali mengingatkan bahwa sinyal itu belum diidentifikasi.
"Denyut sinyal yang ditangkap Haixun 01 belum diidentifikasi," kata Pusat Pencarian dan Penyelamatan Maritim Cina melalui situs mikroblog resmi mereka.
Hingga kini, kapal-kapal milik Australia dan Inggris juga terus berupaya menangkap sinyal yang dipancarkan black box MH370. (Asia One)