Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menemui keluarga Satinah, TKI yang terancam dihukum mati di Arab Saudi. Dalam pertemuan yang digelar di salah satu hotel di Semarang itu, SBY didampingi Mensesneg Sudi Silalahi, Mendikbud Mohammad Nuh, dan Wakil Menlu Wardana.
Selain itu hadir juga Staf Khusus Presiden, di antaranya Julian Aldrin Pasha, Daniel T. Sparringa, Teuku Faizasyah, dan Ahmad Yani Basuki.
Presiden SBY menjelaskan, tanpa diminta atau ditekan siapapun, ia selalu mengupayakan ampunan atau keringanan warga negara Indonesia (WNI) yang menghadapi masalah hukum di luar negeri. “Itu dilakukan tanpa banyak bicara karena tidak ingin menimbulkan kegaduhan di negara bersangkutan,” katanya seperti dilansir laman Setkab.go.id, Senin (31/3/2014).
"Saya tidak hanya menulis surat, tetapi juga berbicara langsung melalui telepon atau melakukan pertemuan dengan pemimpin negara yan bersangkutan. Itu yang saya lakukan sebagai Presiden,"ujar SBY.
“Jadi, tidak benar Presiden dan pemerintah tinggal diam. Selama ini sudah ada 176 WNI yang dibebaskan dari hukuman mati. Namun, masih ada 246 orang lagi yang harus dimohonkan pengampunan dan pemaafannya. Dari 176 orang itu, rata-rata tersandung kasus pembunuhan dan narkoba,” papar SBY.
Dalam pertemuan itu, Satinah diwakili oleh kakaknya, Paeri Al Ferry, dan putrinya Nur Afriana (20). Selain bertemu dengan keluarga Satinah, SBY juga menemui tiga keluarga TKI lainnya diwakili oleh Medi Tarsim Kartawiyanta, Mohamam Sarifudin, Iti Sarniti binti Suhari, Halima binti Duhri, Darpin Sarji Singa, Ali Warjuki bin Hasan.