Suara.com - Pemimpin kelompok oposisi meminta Wakil Menteri Pertahanan Malaysia Abdul Rahim Bakri untuk mengundurkan diri. Ini menyusul pernyataan Abdul Rahim di hadapan Dewan Rakyat (parlemen di Malaysia) tentang pernyataan “ngawur” terkait hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Li Kit Siang, pemimpin Democratic Action Party, mengatakan, Abdul Rahim seharusnya memberikan informasi yang relevan sebagai pejabat negara dalam kasus hilangnya MH370. Pernyataan Abdul Rahim yang dipermasalahkan Kit Siang tentang tidak ada tindakan yang dilakukan Angkatan Udara Malaysia untuk mencegat MH370 pada 8 Maret lalu karena mengira pesawat itu diperintahkan oleh menara pengawas untuk kembali lagi ke Bandara.
“Saat ini, Malaysia tengah menjadi perhatian dunia bukan hanya karena hilangnya MH370 yang sudah berlangsung selama 21 hari tetapi adanya krisis kepercayaan terhadap Malaysia dari keluarga penumpang karena tidak adanya informasi yang relevan,” ujar Kit Siang.
“Seperti yang diungkapkan spesialis media dari Kanada, dalam krisis komunikasi, persepi bisa menjadi pembunuh,” tegasnya.
Abdul Rahim mengatakan, komentarnya itu hanya berdasarkan asumsi pribadi. Di hadapan anggota Dewan Rakyat, Abdul mengatakan, jawaban tentang berbalik arahnya MH370 baru bisa diketahui setelah ditemukannya serpihan pesawat itu.
“Ini merupakan sampah. Apakah Abdul Rahim akan mengklaim tidak akan mungkin mencari tahu kenapa AU tidak mencegat MH370 saat hilang dari radar sampai kotak hitam ditemukan,” kata Kit Siang.
Kit Siang mengatakan, warga Malaysia berhak tahu kenapa Angkatan Udara tidak langsung mencegat MH370 ketika hilang dari radar. Kata dia, jawaban dari pertanyaan itu tidak harus menunggu hingga kotak hitam ditemukan.
“Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, kasus hilangnya MH370 harus menyatukan umat manusia, tidak hanya warga Malaysia, tetapi semua pihak dengan mengenyampingkan ras, agama, politik atau kebangsaan untuk menemukan MH370 dan berdoa untuk 239 penumpang,” kata Kit Siang.
“Tidak ada ruang untuk perbedaan politik. Di samping itu, krisis ini jangan digunakan untuk mengabaikan 1001 pertanyaan yang muncul pasca hilangnya MH370 karena hingga kini tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada 8 Maret,” tegas Kit Siang. (Malaysiakini)