Suara.com - Badan keamanan Amerika Serikat dan Eropa memperkirakan Rusia telah mengerahkan 30 ribu pasukan milter dan milisi di perbatasan Ukraina menyusul aneksasi Rusia atas Krimea lewat jajak pendapat atau referendum.
Seperti diberitakan Reuters, sumber dari badaan keamanan menyebutkan jumlah pasukan itu meningkat dalam sepekan dari sebelumnya sekitar 20 ribu orang dari yang sebelumnya pernah dilaporkan media.
Hingga kini diyakini pengerahan penambahan pasukan tersu terjadi disepanjang perbatasan meski sejumlah unit militer berganti dan sebagian telah keluar dari kawasan itu.
Sumber itu juga mengungkapkan kalau mereka yang dikerahkan adalah pasukan organik infanteri, unit lapis baja dan pasukan dukungan udara.
Sementara pasukan milisi yang mulai dikerahkan terdiri dari unit khusus pejuang Rusia tanpa identitas seragam, mirip dengan pasukan Rusia yang dikerahkan ke Krimea pada awal pengambilalihan oleh Rusia pasca referendum.
Pejabat keamanan Amerika dan Eropa yang tidak disebutkan namanya itu juga menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berencana pengerahan pasukan itu agar tidak dikenali dan diketahui. Putin menginginkan semua kebijakannya kepada penasehat dan komandan militernya tidak diketahui juga.