Suara.com - Riau masih membara. Sabtu (23/3/2014), Satelit NOAA18 berhasil memantau 11 titik panas di provinsi 'sesak' tersebut. Yakni di Kabupaten Indragiri Hilir (2), Kabupaten Kampar (1), Kabupaten Pelalawan (5), Kabupaten Rokan Hilir (1), dan Kabupaten Rokan Hulu (2)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus bekerja keras mematikan kobaran api. Ribuan personel dikerahkan. Namun, api tetap muncul lagi dan lagi.
"Bara titik panas berada di gambut dngan kedalaman 5-10 meter. Perlu hujan deras atau penggenangan untuk memadamkan bara itu," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif lewat pesan singkat yang diterima suara.com, Sabtu (22/3/2014).
Untuk itu, Syamsul memerintahkan satuan tugas (satgas) udara untuk mengintensifkan pemboman air melalui helikopter.
Sedianya, pada Jumat (21/3/2014) kemarin satgas udara juga telah menjatuhkan 207 kali bom air. "94 kali di Dumai dan Rohil, helicopter Kamov 70 kali di Rengat dan Bengkalis. Modifikasi cuaca juga terus dilakukan dengan menaburkan enam ton NaCl yaitu dengan pesawat Hercules empat ton di Dumai, Bengkalis dan Siak, dan pesawat Cassa 2 ton di Inhu dan Pelalawan," ungkapnya.
"Titik asap di Tanah Putih juga perlu diwaspadai karena berpotensi menjadi titik api," katanya.
'Gencet' Tersangka
Lebih lanjut Syamsul menjelaskan bahwa pihaknya, dibantu anggota TNI terus memburu tersangka kasus pembakaran lahan. Total, sudah 85 tersangka orang dan 1 korporasi disergap.
"Tapi tidak mudah melakukan proses dan tuntutan hukum kepada tersangka dan perusahaan yang diindikasikan melakukan pembakaran, karena prosedur dan bukti harus lengkap," jelasnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan bahwa korban asap akibat kebakaran lahan di Riau tercatat sangat banyak. "Jumlah pasien di Puskesmas pada Jumat (21/3/2014) kemarin tercatat penderita ispa 578 orang, pneumonia 13, asma 25, iritasi mata 15, iritasi kulit 32. Tidak ada pasien dirujuk dan dirawat," kata Sutopo.