Suara.com - Beberapa teori baru yang diduga menjadi penyebab hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 mengemuka. Teori-teori tersebut muncul seiring dengan meluasnya zona operasi pencarian pesawat yang melibatkan 26 negara.
Berikut adalah 4 yang terpopuler di antara sekian banyak teori yang muncul. Meski populer, semuanya masih sebatas spekulasi.
1. Terbang dalam "bayangan" pesawat lain.
Teori ini disampaikan oleh sejumlah pilot dan pengamat dunia penerbangan. Menurut mereka, kemungkinan pesawat MAS membuntuti pesawat lain untuk menghindari pantauan radar. Menurut Malaysian Insider, mengutip seorang pilot yang tidak mau disebut namanya, siapapun yang ada dalam kokpit pesawat mematikan lampu pesawat dan terbang dalam kegelapan malam. Kemudian, tanpa sepengetahuan siapapun, mereka terbang beberapa kilometer di atas pesawat lain. Mereka bisa mencari pesawat lain dengan memantau percakapan di radio.
Di layar radar darat, pesawat akan tampak sebagai satu atau dua "titik" tergantung seberapa dekat jarak keduanya, namun tidak akan terlalu mencolok. Sesampainya di daratan Cina, pesawat bisa saja menjauh dari pesawat yang dibuntuti dan mendarat di tempat tujuannya. Namun, mereka yang membuat teori ini juga mengakui sulitnya membuntuti pesawat lain di malam hari, tanpa bantuan radar.
2. Terbang "nap of the earth" (NOE) atau "sedekat mungkin dengan bumi"
Menurut teori yang dimuat di Slate ini, MH370 mungkin terbang rendah dengan ketinggian 5.000 kaki, atau bahkan lebih rendah untuk menghindari pantauan radar sipil setelah pesawat itu berbalik arah dari rute semula. Dengan terbang rendah, atau yang dikenal dengan istilah "nap to the earth", pesawat terbang sangat dekat dengan permukaan bumi untuk menghindari pantauan radar. "NAP" di sini merupakan singkatan dari "near as possible" atau "sedekat mungkin". Teori ini bisa menjelaskan mengapa pesawat bisa melenggang bebas menembus zona udara berbagai negara tanpa terpantau radar. Namun, konsekuensi terbang rendah, pesawat boros bahan bakar dan kecepatan menurun.
3. Terrain Masking
Siapapun yang mengendalikan MH370 memakai teknik "terrain masking" untuk menghindari deteksi radar. Artinya, pesawat terbang menyusuri punggung pegunungan dan perbukitan sehingga radar tidak mampu mendeteksi keberadaannya. Menurut Profesor Jason Middleton, kepala fakultas penerbangan Universitas New South Wales seperti dilansir Guardian, gelombang radar memancar lurus sehingga tidak bisa menembus perbukitan. Maka, pesawat yang terbang di balik punggung bukit, tidak akan terlihat radar. Tetapi, menerbangkan pesawat sebesar Boeing 777-200 di medan pegunungan akan sangat sulit dan membahayakan.
4. Cyber-hijacking atau pembajakan melalui dunia maya.
Teori ini disampaikan oleh pakar anti teroris Inggris, Sally Leivesley. Menurut dia, sistem pesawat diretas oleh oknum tertentu dari jarak jauh. Sally, yang merupakan mantan penasehat keilmuan Departemen Dalam Negeri Inggris mengatakan, pesawat kemungkinan dikendalikan menggunakan telepon genggam ataupun perangkat USB. Si peretas bisa mengubah kecepatan pesawat, ketinggian dan arah dengan cara mengirim sinyal radio ke sistem manajemen terbang pesawat. Si peretas bisa saja mendaratkan atau menjatuhkan pesawat di mana saja. Namun teori itu dibantah sejumlah pakar lain. Mereka menyangkal kalau seseorang bisa meretas pesawat dengan sebuah telepon genggam. (The Strait Times)