Megawati: Jokowi Meski "Kerempeng" Bertenaga Banteng

Achmad Sakirin Suara.Com
Senin, 17 Maret 2014 | 18:16 WIB
Megawati: Jokowi Meski "Kerempeng" Bertenaga Banteng
Megawati dan Tri Rismaharini mengunjungi rumah tempat lahirnya Bung Karno, Senin (17/3). [Antara/Suryanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hadir dan berorasi pada kampanye akbar perdana PDI Perjuangan di lapangan Gelora Pancasila, Surabaya, Senin (17/3/2014). Ia menegaskan memberikan mandat kepada Joko Widodo (Jokowi) karena memiliki tenaga seperti banteng yang memiliki kekuatan besar.

"Jokowi meskipun fisiknya kerempeng, tapi dia memiliki tenaga besar seperti banteng," kata Megawati.

Megawati juga menegaskan, masyarakat berharap agar PDI Perjuangan mengusung Jokowi sebagai calon presiden menghadapi pemilu presiden 2014.

"Sekarang sudah saya memberikan apa yang diharapkan masyarakat. Saya sudah menetapkan Jokowi sebagai calon presiden," imbuh Megawati.

Presiden kelima Republik Indonesia itu kemudian bertanya, "Siapakah yang akan saudara-saudara pilih sebagai?".

Massa serentak menjawab, "Jokowi!".

Megawati kemudian menjelaskan, kalau saudara-saudara berjanji ingin memilih Jokowi, agar hadir di tempat tempat pemungutan suara (TPS) dan memilih pilihannya, pada 9 April mendatang. Putri proklamator ini juga mengingatkan masyarakat agar menjaga perolehan suara di TPS-TPS dari kemungkinan praktik kecurangan maupun tindakan intimidasi dari pihak tertentu.

Pada kesempatan itu, Megawati juga mengingatkan agar masyarakat tidak terpancing oleh praktik politk uang yang akan merusak harga diri masyarakat dan tatanan demokrasi.

"Kalau saudara-saudara terpancing politik uang, saudara sudah menggadaikan harga diri dengan uang yang tidak seberapa," katanya.

Menurut Megawati, Indonesia sudah 11 kali menyelenggarakan pemilu legislatif sejak 1955, hendaknya menjadi pembelajaran berharga bagi masyarakat. Apalagi, lanjut Mega, setelah era reformasi praktik politik uang yang membeli hak pilih rakyat semakin vulgar, tapi kondisi rakyat tetap tidak berubah. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI