Suara.com - Kabut asap masih menyelimuti Riau, khususnya wilayah Rohil, Bengkalis, Siak, Rohul, Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Inhil dan Inhu, bahkan sampai ke wilayah Sumatera Barat. Citra satelit NOAA 18, Sabtu (15/3/2014) pagi memantau hotspot di 16 titik, antara lain di Bengkalis 3 titik, Dumai 1, Inhil 11, dan Meranti 1.
Intensitas kabut masih menyebabkan kualitas udara dalam kondisi berbahaya dengan nilai ISPU Bengkalis, Siak, Pekanbaru, Rohul, Kampar, Pelalawan, Kuansing > 300 psi. Dampak lain juga mengganggu aktivitas belajar mengajar dan sekolah masih libur.
Menurut informasi kesehatan yang disiarkan Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan, kabut asap Riau berdampak pada 8 masalah kesehatan.
1. Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
2. Kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dll.
3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernafas.
4. Bagi yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakit kronik) dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan mendapat gangguan kesehatan.
5. Kemampuan paru dan saluran pernafasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
6. Secara umum maka berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
7. Bahan polutan asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.