Suara.com - Majunya Joko Widodo sebagai calon presiden dalam pemilihan umum yang akan digelar 9 Juli mendatang, rupanya tidak hanya menarik perhatian di dalam negeri tetapi juga media-media internasional.
Seperti yang diberitakan sebelumnya Jokowi, sapaan akrab gubernur DKI Jakarta itu, pada Jumat (14/3/2014), mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum tahun ini. Dia sudah mendapat mandat dari untuk menjadi capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Misalnya media terkemuka Amerika Serikat, The New York Times, yang dalam artikel berjudul "Jakarta's Popular Governor Gets His Party's Nod for President" menyebut Jokowi disebut sebagai "fenomena politik" karena berhasil tampil gemilang ke panggung nasional dari Solo, sebuah kota kecil di Jawa Tengah.
Sementara itu media ekonomi terkemuka, Businessweek, dalam berita berjudul "Jakarta Governor to Run for Indonesia President; Stock Rise" mengulas bagaimana kabar pencalonan Jokowi memberi dampak positif terhadap bursa, mendongkrar IHSG sampai 3,2 persen, rekor tertinggi dalam enam bulan terakhir. Rupiah juga menguat 0,2 persen, prestasi terbaik dalam lima bulan terakhir.
Sementara itu The Wall Street Journal dalam artikel berjudul "Jakarta Governor to Contest Indonesian President" - selain mengulas menguatnya indeks harga saham dan rupiah - menyoroti popularitas Jokowi dalam berbagai jajak pendapat di Tanah Air.
Media Australia, Sydney Morning Herald, juga turut mengulas pencalonan Jokowi dalam artikelnya yang berjudul "Joko Widodo to Run for Presidency in Indonesia" menulis bahwa "korban terbesar" dari pencalonan Jokowi adalah Politikus Gerindra, Prabowo Subianto, kandidat yang dinilai paling berpeluang menang jika Jokowi tidak mencalonkan diri.