Media di Cina Kecam Penanganan Hilangnya Pesawat MAS

Laban Laisila Suara.Com
Senin, 10 Maret 2014 | 14:46 WIB
Media di Cina Kecam Penanganan Hilangnya Pesawat MAS
Militer Vietnam melakukan pencarian di sekitar Kepulauan Tho Chu.(Reuters/Kham)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media milik Pemerintah Cina mengecam Malaysia dalam menangani hilangnya pesawat milik maskapai Malaysia Airlines (MAS) yang terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing, Sabtu (8/3/2014) dan mendesak tindakan lebih cepat serta memperketat keamanan di Bandar udara.

"Pihak Malaysia tidak bisa melalaikan tanggung jawab ini," tulis tajuk rencana harian Global Times yang dekat dengan Partai Komunis Cina.

Sementara Harian China Daily menginginkan agar pihak maskapai dan Pemerintah Malaysia untuk trasnparan menyusul upaya mengusut berbagai kemungkinan yang menjadi penyebab hilangnya pesawat MAS yang mengangkut 239 orang, termasuk para awak pesawat.

"Jika ini merupakan kerusakan mesin yang mematikan atau kesalahan pilot, maka pihak penerbangan harus bertanggungjawab. Namun jika ini merupakan serangan teroris maka pemeriksaan keamanan di Bandara Kuala Lumpur dan penerbangan patut dipertanyakan,” tulis Harian China Daily.

Bahkan harian tersebut dalam tajuknya juga menulis kemungkinan adanya dugaan aksi teroris yang tidak dikesampingkan terkait dengan dua penumpang yang menggunakan paspor palsu.

"Siapa mereka dan mengapa mereka memakai paspor palsu?" surat kabar itu mempertanyakan.

Hampir dua per tiga dari 239 orang penumpang pesawat MH370 itu berasal dari Cina. Pencarian masih dilakukan oleh otoritas sejumlah negara, termasuk Indonesia yang bakal membantu mengerahkan armada milik TNI.

Penyelidikan dilakukan setelah dari daftar penumpang, petugas mendapati ada dua nama orang Eropa yang paspornya dicuri di Thailand dan mereka tidak naik pesawat tersebut.

Menteri Dalam Negeri Malaysia Zahid Hamidi pada Senin menjelaskan bahwa dua penumpang yang memakai paspor curian diduga dari etnis Asia.

"Saya masih bingung, bagaimana (petugas imigrasi) tidak bisa berpikir: orang Italia dan Austria tetapi dengan wajah Asia," kata menteri seperti dikutip oleh kantor berita nasional Malaysia, Bernama.(Antara/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI