8 Skenario yang Mungkin Dialami Pesawat Malaysia Airlines

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 10 Maret 2014 | 06:01 WIB
8 Skenario yang Mungkin Dialami Pesawat Malaysia Airlines
Pesawat Malaysia Airines dalam karya pematung pasir India (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salah satunya adalah pesawat Air France yang terbang dari Rio de Janeiro, Brasil ke Paris, Prancis pada Juni 2009. Pesawat itu jatuh di Samudera Atlantik akibat cuaca buruk.

Es yang membeku di atas indikator kecepatan pesawat Airbus A330 itu membuat instrumen itu salah menganalisis situasi. Kesalahan itu membuat pilot salah mengambil keputusan dan akhirnya menyebabkan pesawat rusak. Sebanyak 228 penumpang dan kru pesawat tewas dalam insiden itu.

Sama seperti dalam hilangnya pesawat Malaysia Airlines, dalam kasus ini pilot juga tidak melakukan panggilan darurat via radio. Hanya saja bedanya dalam penerbangan ke Beijing dari Kuala Lumpur pada Sabtu (8/3/2014), semua laporan menunjukkan cuaca yang cerah.

3. Disorientasi pilot
Menurut Todd Curtis, mantan teknisi Boeing yang bertugas merancang body pesawat 777 yang kini menjadi direktur Airsafe.com Foundation, kecelakaan bisa bermula dari kelengahan pilot. Menurut dia bisa saja pilot lupa menyalakan fitur autopilot dan selama lima atau enam jam membiarkan pesawat terbang ribuan mil dari jalur yang seharusnya.

Meski demikian kemungkinan itu juga sangat kecil terjadi karena tentu saja pesawat itu akan terdeteksi oleh radar negara-negara di sekitarnya.

4. Kerusakan pada kedua mesin
Pada Januari 2008 pesawat milik British Airways 777 jatuh di landasan bandara Heathrow, London. Kecelakaan itu terjadi karena mesin pesawat kehilangan dorongan saat akan mendarat. Penyebabnya adalah karena pembekuan es di sistem bahan bakar. Tidak ada korban tewas dalam kecelakaan itu.

Kerusakan dua mesin jet bisa terjadi dalam insiden ini. Tetapi, menurut Hamilton, pesawat itu butuh sekitar 20 menit untuk melayang sebelum benar-benar jatuh ke laut. Waktu itu bisa digunakan pilot untuk melakukan panggilan darurat.

Langkah itu pernah diambil Kapten Chesley B Sullenberger saat pesawat Airbus A320 milik US Airways yang dikemudikannya mengalami kerusakan mesin pada 2009. Ia menyempatkan diri menghubungi pengendali lalu lintas udara sebelum mendaratkan pesawatnya di Sungai Hudson, New York.

5. Bom
Skenario ini sangat mungkin terjadi, sama seperti yang menimpa Pan Am Flight 103 pada Desember 1988 atau Air India pada Juni 1985, demikian juga pesawat Union des Transport yang meledak di atas gurun Sahara, Afrika pada 1989.

6. Pembajakan
Dalam kasus ini pembajakan mungkin saja terjadi, tetapi agak di luar pakem. Biasanya pembajak akan mendaratkan pesawat di sebuah bandara yang dipilihnya dan mengajukan tuntutan kepada pemerintah yang disasarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI