Suara.com - Sejumlah keluarga penumpang Malaysia Airlines memprotes cara maskapai Malaysia itu memberikan informasi seputar hilangnya pesawat itu. Seorang perempuan paruh baya, Nan berlinang air mata ketika sejumlah wartawan mengerubunginya.
“Maskapai penerbangan sama sekali tidak menghubungi saya. Saya tahu informasi tentang hilangnya pesawat itu dari seorang teman. Saya tidak paham bagaimana mereka menangani kasus ini. Seharusnya mereka lebih dulu memberitahu keluarga korban,” kata Nan, yang adik dari suaminya menjadi salah satu penumpang.
Perempuan setengah baya lainnya, Peng Keqing mengatakan, saudara perempuan dari suaminya juga berada di pesawat yang hilang itu.
“Kami hanya bisa menunggu. Kami tiba di sini semalam dan tidak mendapatkan pemberitahuan secara langsung. Saya hanya mengecek informasinya dari online. Kami ingin Malaysia Airlines memberikan kabar yang pasti,” ujar Peng.
Liu, seorang pria dari kota Tianjin mengatakan, anaknya ada di dalam pesawat itu. Kata Liu, anaknya mempunyai istri dan anak berusia tujuh tahun. Sang istri sudah tahu tentang hilangnya pesawat yang ditumpangi suaminya. Namun, dia tidak memberitahukan hal itu kepada anaknya.
Direktur Komersial Malaysia Airlines Hugh Dunleavy membantah Malaysia Airlines tidak memberikan respon yang cepat kepada keluarga korban.
“Perusahaan sudah membentuk sebuah tim yang beranggotakan 92 orang dan juga staf untuk membantu. Kami datang ke sini secepat mungkin,” ujar Dunleavy.
Kata dia, hingga kini belum bisa dipastikan lokasi pasti pesawat Malaysia Airlines tersebut. (AFP)