Gudang Amunisi Cilandak Meledak 1984, Mortir 1 Meter Jatuh ke Teras Rumah

admin Suara.Com
Jum'at, 07 Maret 2014 | 12:45 WIB
Gudang Amunisi Cilandak Meledak 1984, Mortir 1 Meter Jatuh ke Teras Rumah
Bangunan rusak akibat ledakan di Markas Kopasaka, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta [Antara/Wahyu Putro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan suami istri, Yati (53) dan Abdul Somad (54), punya cerita sendiri tentang peristiwa ledakan di gudang penyimpanan amunisi milik Komando Korps Operasi (KKO) Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, 30 Oktober 1984.

Yati menceritakan pengalamannya setelah terjadi lagi ledakan di gudang penyimpanan amunisi milik Komando Pasukan Katak, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Rabu (5/3/2014).

Ketika terjadi ledakan pertama di gudang amunisi di Cilandak, Yati tengah menidurkan anak pertamanya, Abdul Yakub, yang baru berumur empat bulan. Tiba-tiba ia kaget bukan main.

"Duarrr. Suara ledakan. Rumah ini bergetar. Saya yang lagi nidurin Yakub langsung pergi mengungsi," kata Yati ketika ditemui suara.com di rumahnya, Pangkalan Jati, Cinere, Depok, Kamis (6/3/2014).

Yati mengungsi ke daerah Pangkalan Jati, Depok. Sedangkan Somad mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

"Saya nyelametin anak saya dulu. Pergi enggak bawa apa-apa. Bapaknya masih di rumah, melihat keadaan dulu," katanya.

Setelah menyaksikan kondisi sekitar rumah, Somad memutuskan untuk pergi mencari Yati. Waktu itu, Somad melihat lantai rumah, tembok, genting, dan plafon rusak. Selain itu, di teras rumah ada lubang yang di dalamnya ada mortir yang belum lama jatuh.

"Karena takut meledak, saya memilih mengungsi," kata Somad yang sudah mendapatkan informasi kalau gudang amunisi di Cilandak meledak.

Somad akhirnya menemui Yati tengah kebingungan di flyover Pangkalan Jati. Mereka sempat kebingungan.

"Ada yang nolong saya, kami langsung dibawa ke Tanah Abang, rumah saudara dia," kata Yati.

Hampir sepekan suami istri ini mengungsi. Setelah keadaan aman, mereka baru pulang. Warga yang lain pun sudah mulai pulang dan mereka membersihkan puing-puing bangunan bekas terkena ledakan mortir. Ternyata, mortir yang beberapa waktu lalu jatuh di dekat rumah Yati masih ada. Karena takut meledak, warga minta anggota Marinir untuk mengamankannya.

"Empat orang Marinir yang mengambilnya. Mereka menggalinya," kata Yati.

Sebelum mortir berhasil diangkat dari dalam tanah, anggota Marinir melakukan sterilisasi terlebih dahulu. Kemudian, mereka mengecek kedalaman tempat jatuhnya mortir dengan menggunakan sebilah bambu. Ternyata dalamnya sekitar sepuluh meter.

"Digali hampir dua meter. Kemudian diangkat. Empat Marinir langsung membungkusnya dengan benda semacam busa dan digendong," kata Yati.

Panjang mortir tersebut sampai sekitar satu meter.

"Untung tidak meledak, kalau meledak bisa menghancurkan lima rumah kayaknya," Yati menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI