Jarak rumah Rusli dengan gudang penyimpanan amunisi milik TNI AL di Cilandak tak begitu jauh, hanya sekitar 1 kilometer. Itulah yang membuat warga jadi takut, bom bisa sewaktu-waktu jatuh ke rumah.
“Udah gitu kita pada lari. Semua nggak sempet bawa barang-barang. Saya yang masih kecil langsung digendong sama nyokap (ibu),” ujar Rusli sambil menirukan gerakan ibunya menggendong.
Semua warga kocar-kacir. Rusli ingat betul, suara ledakan keras terdengar sampai pagi hari. Saking takutnya, warga bersembunyi di balik tebing.
Ada kejadian yang tak bisa dilupakan Rusli lagi dari peristiwa itu. Pagi sekitar jam 07.00 WIB, warga sempat beli koran untuk mencari tahu berita tentang ledakan gudang amunisi yang menggegerkan itu. Saat membaca berita, beberapa peluru masih terlihat beterbangan. Pagi hari, warga belum berani pulang ke rumah masing-masing. Mereka baru pulang siang hari.