Suara.com - Ledakan di gudang penyimpanan amunisi milik Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/3/2014), mirip tragedi yang pernah terjadi di gudang amunisi Cilandak, Jakarta Selatan, pada 30 Oktober 1984.
"Kejadiannya mirip-mirip seperti kasus yang di Cilandak," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Untung Suropati, di Jakarta.
Menurut catatan Suara.com, ledakan gudang amunisi di Cilandak sampai membuat ratusan warga yang tinggal di radius beberapa kilometer dari gudang senjata diungsikan karena pada waktu itu banyak senjata yang meledak, bahkan pelurunya terbang ke mana-mana. Saat itu, anggota Marinir sampai memindahkan berbagai persenjataan kelas berat, seperti tank, ke tempat lain.
Sedangkan ledakan di gudang amunisi Pondok Dayung hanya menghabiskan amunisi untuk jenis senjata ringan, seperti pistol atau senjata laras panjang.
"Tidak ada amunisi yang terbang," kata Untung Suropati.
Selain menimbulkan korban sebanyak 87 orang (satu di antaranya meninggal dunia), tragedi Pondok Dayung juga mengakibatkan banyak bangunan milik TNI AL rusak berat.
"Kerusakan ada 10 bangunan. 90 persen dari bangunan rusak," kata Untung Suropati.
Lokasi gudang di Pondok Dayung berada di daerah tertutup. Jadi, tidak ada masyarakat sipil yang tinggal di dekatnya sehingga tidak ada kebijakan untuk mengungsikan warga.
"Ini bangunan warisan dari belanda, dan rencana kita mau atur," kata Untung Suropati.