Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerima hibah sebanyak 30 bus dari pihak swasta, Selasa (4/3/2014) kemarin. Seluruh bus tersebut akan diserahkan kepada PT Transjakarta untuk dikelola.
"Hibah 30 bus itu dari Telkomsel. Semuanya bermerek Hino. Kami akan segera melakukan serah terima bus-bus itu dari pihak perusahaan kepada Pemprov DKI," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Dituturkan, Pemprov DKI terus membuka peluang seluas-luasnya bagi pihak swasta yang bersedia memberikan sumbangan bus dalam rangka menambah jumlah armada transportasi massal bus Transjakarta.
"Semakin banyak jumlah armadanya, maka akan semakin singkat pula waktu kedatangan antara satu bus dengan bus lainnya (headway), yakni dari yang semula sekitar tujuh sampai sepuluh menit, mungkin bisa jadi hanya satu menit," ujarnya.
Dengan begitu, akan semakin banyak pula orang-orang yang meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih menggunakan transportasi umum.
"Lebih jauh, akhirnya masalah kemacetan lalu lintas yang selalu terjadi di wilayah ibu kota dapat teratasi dan jalur busway bisa tetap steril. Gampangnya, kalau tidak mau macet, ya naik kendaraan umum," tuturnya.
Selain mengandalkan bantuan dari pihak swasta, dia mengungkapkan, Pemprov DKI juga melakukan perbaikan terhadap kualitas sarana transportasi masal tersebut, yakni dengan cara membeli bus yang dirakit di dalam negeri oleh Astra.
"Jadi, kita mau minta supaya Astra bersedia merakit bus-bus Transjakarta. Bahan-bahannya nanti akan menggunakan bahan bus bermerek Scania atau Mercedes yang terbuat dari alumunium. Pihak Astra tinggal merakitnya saja," ungkapnya.
Dia menerangkan daya tahan pakai merek-merek tersebut dapat mencapai sepuluh atau 20 tahun. Sehingga, daripada membeli bus buatan China seharga Rp3,4 hingga Rp3,7 miliar, lebih baik membeli bus bermerek Scania atau Mercedes dengan harga Rp4,7 hingga Rp4,8 miliar. (Antara)