Namun pihak kepolisian dan pemerintah kota dinilai tidak bisa memberantas aksi kejahatan anak-anak bermotor itu. Salah satu korban kebrutalan geng motor, Acram Mappaona Azis mengaku telah melaporkan kejadian yang menimpanya kepada polisi. Namun hingga kini kasusnya belum terungkap.
Akhirnya, Acram yang juga pengacara ini pun mengajukan gugatan terhadap Kapolda Sulselbar, Irjen (Pol) Burhanuddin Andi dan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin ke Pengadilan Negeri. Kedua pejabat itu digugat karena dinilai tidak melakukan upaya pencegahan tindak pidana kekerasan yang mengancam jiwa masyarakat.
Kekerasan dialaminya awal Februari 2014 di kala ia bersama rekannya melintas di Jl. Adhyaksa Baru, Panakukang Makassar. Acram dihadang oleh sekelompok orang bersepeda motor. Mereka langsung mengayunkan sebilah pedang ke arahnya, merampas BB dan dompet yang berisikan surat-surat penting. Pria itu kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Panakukang, Makassar.
Tembak di tempat Mengganasnya aksi geng motor membuat Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti kemampuan kepolisian untuk menangani secara tegas aksi geng yang dinilai sudah sangat meresahkan warga.
Data IPW menunjukkan, sepanjang tahun 2013 Polri ternyata belum mampu memberantas aksi-aksi geng motor maupun balapan liar di seluruh wilayah Indonesia. Akibatnya, 68 orang tewas dan 45 luka-luka di tahun 2013, termasuk ada 10 polisi luka-luka akibat ditabrak anggota geng motor.
"Catatan Akhir Tahun 2013 IPW mengungkapkan, 19 orang tewas dan dua luka akibat ulah geng motor, satu di antaranya adalah polisi tewas akibat dikeroyok anggota geng motor di Medan," ujar Ketua IPW Neta S Pane.
Dia menyebutkan, korban terbanyak akibat ulah geng motor terjadi di Jawa Barat, ada delapan peristiwa yang menyebabkan delapan orang tewas. Setelah itu menyusul Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang masing-masing terjadi tiga peristiwa dengan jumlah korban tewas masing-masing tiga orang.
Yang tidak kalah ganasnya merenggut nyawa manusia adalah aksi balapan liar. Di sepanjang 2013 ada 49 orang tewas dan 33 luka akibat ulah anak-anak muda yang menjadikan jalan raya sebagai arena balapan liar. "DKI Jakarta adalah daerah paling rawan balapan liar. Sepanjang 2013 ada tujuh kecelakaan di arena balapan liar, menyebabkan 9 orang tewas dan 11 luka," katanya.
Posisi kedua ditempati Sulsel. Ada enam peristiwa kecelakaan yang menyebabkan delapan tewas dan tiga luka. Posisi ketiga adalah Jatim, dengan lima peristiwa yang menyebabkan sembilan tewas dan lima luka. Posisi keempat adalah Jabar, empat kecelakaan yang menyebabkan sembilan orang tewas dan empat luka.
"Sebagian besar korban tewas akibat ulah geng motor itu umumnya anak-anak muda, berusia 13 hingga 24 tahun. Situasi ini, membuat kepolisian digugat publik dan dituduh seakan melepaskan tanggung jawabnya dalam memelihara ketertiban. IPW berharap di tahun 2014, Polri bisa bersikap tegas dalam menindak geng motor," ujarnya.