Berjuang tanpa Kekerasan ala Jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia

adminDoddy Rosadi Suara.Com
Minggu, 02 Maret 2014 | 22:23 WIB
Berjuang tanpa Kekerasan ala Jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia
Jemaat GKI Yasmin Bogor mengikuti ibadah di depan Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekitar 100 jemaat dari dua gereja, GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi, kembali beribadah di seberang Istana Merdeka Jakarta, Minggu (2/3/2014). Kedua gereja tersebut masih disegel oleh Pemkot Bogor dan Pemkab Bekasi meskipun kedua gereja sah secara hukum untuk didirikan di lokasinya masing-masing.

"Pemerintah daerah di Bogor dan Bekasi bergeming dengan pembangkangan hukum yang mereka lakukan bertahun-tahun. Hal ini terjadi karena Presiden SBY tidak berani at all cost menegakkan hukum dan konstitusi RI. Bahkan, ketika Menag dan Mendagri memberikan dukungan bagi kelompok intoleran, Presiden pun diam. Kalau ini dibiarkan, kesatuan RI dalam bahaya", kata Bona Sigalingging, Juru Bicara GKI Yasmin, dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Minggu (2/3/2014).

Ibadah kali ini dipimpin oleh Pendeta Yogi Hapsoro, Gereja Kristen Jawa Jenar Geparang Purworejo, Jawa Tengah. Dalam khotbahnya, Pendeta Yogi meneguhkan kembali semangat jemaat dari kedua gereja, bahwa perjuangan yang dilakukan bukan sekadar soal tanah dan bangunan milik gereja yang sah.

"Kita hendak membangun demokrasi yang beradab. Maka bertekunlah, bertahanlah dalam perjuangan ini bersama kawan-kawan lintas iman, berjuang dengan tanpa kekerasan, demi menjaga Indonesia, negeri di mana Tuhan tempatkan kita semua", kata Yogi.

Awal Februari 2014 yang lalu, GKI Yasmin telah menghadiri pertemuan kelompok-kelompok di Asia yang bekerja untuk isu-isu HAM yang bertemu dengan Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kasus Kebebasan Berserikat dan Kebebasan Berkumpul secara damai bagi kelompok-kelompok yang rentan, termasuk kelompok minoritas agama atau kepercayaan di Asia.

"Kami diundang atas rekomendasi dari KontraS. Kami bertemu langsung dengan Pelapor Khusus PBB, Bapak Maina Kiai, asal Kenya. Dari Indonesia, kami sampaikan bagaimana kondisi sesungguhnya kondisi kebebasan berkumpul secara damai untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan, ternyata tidaklah dalam kondisi baik seperti pidato-pidato SBY. Kami sampaikan apa yang terjadi pada GKI Yasmin, HKBP Filadelfia, Syiah, Ahmadiyah dan kelompok minoritas lainnya di Indonesia", kata Bona.

Ibadah kali ini juga dihadiri oleh Andi Yentriani, Komisioner Komnas Perempuan, serta Nia Syarifudin dari Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika dan perwakilan dari komunitas Syiah Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI