Suara.com - Aksi protes terbaru terhadap penyelenggaraan Piala Dunia (PD) 2014 di Brasil, Sabtu (22/2/2014) lalu waktu setempat, harus berakhir ricuh serta mengakibatkan ratusan orang ditangkap aparat. Namun belakangan, polisi pun akhirnya melepas mereka yang ditahan tersebut.
Sebagaimana marak diberitakan, ribuan orang terlibat dalam aksi terbaru di Sao Paulo, dalam rangkaian protes yang sebenarnya sudah dimulai sejak tahun lalu itu. Sebagaimana tuntutan sejak awalnya di pembukaan Piala Konfederasi 2013 lalu, para demonstran memprotes biaya penyelenggaraan yang disebut-sebut mencapai 11 miliar dolar AS (hampir Rp129 triliun) untuk PD 2014 saja.
Seperti diketahui, putaran final PD 2014 akan berlangsung di 12 kota di Brazil, dengan Sao Paulo, Rio de Janeiro serta beberapa kota besar lain masuk di dalamnya. Ajang akbar dunia sepakbola tersebut tepatnya akan diselenggarakan mulai pertengahan Juni sampai Juli tahun ini.
Selain masalah pembiayaan yang dinilai terlalu tinggi, kenyataan bahwa masyarakat pembayar pajak jusru dirugikan sementara janji pendanaan dari pihak swasta tak banyak terlihat, juga menjadi pemicu protes. Hal-hal lain yang kerap dipersoalkan adalah sikap represif aparat, dampak kenaikan biaya transportasi, terabaikannya fasilitas umum dan kepentingan publik lain, hingga masalah korupsi dan perlambatan ekonomi Brasil sendiri.
Dalam aksi dua hari lalu itu sendiri, aparat menuduh bahwa para demonstran jadi berubah anarkis, antara lain dengan melempari kantor-kantor bank, serta memblokade jalan dengan melakukan pembakaran. Namun sebaliknya, pihak pengunjuk rasa mengklaim itu terjadi justru karena aksi represif lebih dulu dari aparat. Media setempat juga menyebut bahwa ada kemungkinan demonstran sempat disusupi kelompok anarkis Black Bloc.
Akibat protes yang berujung kericuhan, di mana petugas polisi lantas melakukan penangkapan setelah membuyarkan kerumuman massa dengan gas air mata, itu setidaknya tujuh orang dilaporkan terluka. Lima di antara mereka yang terluka disebut merupakan petugas polisi. Sementara, sebanyak 200-an orang ditangkap, termasuk beberapa di antaranya wartawan (menurut media setempat).
Belakangan, pihak keamanan menyatakan bahwa sebanyak 260 pengunjuk rasa telah dilepaskan kembali. Sebagaimana diberitakan Business-Standard.com, Sekretariat Keamanan Publik Kota Sao Paulo menyatakan bahwa pada Minggu (23/2/2014), para demonstran telah dilepas seusai ditahan satu malam. Tapi tentu, ini bukan jaminan bahwa takkan ada aksi protes lagi. (AFP/Business-Standard)