Suara.com - Petenis nomor satu dunia Rafael Nadal harus mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya untuk lolos ke babak final Rio Open. Menghadapi rekan senegaranya Pablo Andujar, Nadal dipaksa menjalani pertarungan tiga set 2-6, 6-3, 7-6 (10).
Di final, Nadal akan menantang petenis Ukraina Alexandr Dolgopolov yang menumbangkan petenis Spanyol lainnya, David Ferrer dengan dua set langsung 6-4, 6-4.
Nadal yang nyaris tidak pernah kalah apabila tampil dalam turnamen yang digelar di lapangan tanah liat hampir saja dipermalukan oleh peteni non unggulan Andujar. Di set ketiga, Nadal yang baru pulih dari cedera punggung sempat tertinggal dan lawannya sudah dua kali meraih match point.
Berkat ketenangan serta pengalamannya, Nadal mampu memaksa pertandingan set ketiga diselesaikan melalui tiebreak dan petenis unggulan pertama itu sukses melaju ke final. Rekor Nadal di lapangan tanah liat sangat impresif yaitu 297 kali menang dan hanya 21 kali kalah. Kekalahan terakhir dideritanya 10 bulan lalu dari petenis Serbia Novak Djokovic di turnamen Monte Carlo Masters.
“Saya merasa kosong di sepanjang pertandingan. Ini merupakan pertandingan yang sulit. Saya merasa tidak siap secara fisik dan bukan karena punggung. Saya hanya merasa tidak terlalu siap. Dia tampil baik dan saya tidak memainkan penampilan terbaik saya,” kata Nadal.
Nadal juga mengungkapkan, suksesnya melaju ke final karena faktor keberuntungan.
“Tiebreak itu seperti lotere. Saya bisa tampil baik di tiebreak dibandingkan pertandingan secara keseluruhan,” ujar Nadal. (USAToday)