Suara.com - Puluhan rumah warga di Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri rusak parah. Hampir seluruh rumah di desa itu hancur pada bagian genteng terimbas letusan Gunung Kelud sepekan yang lalu.
Warga desa Satak mengeluhkan ketiadaan bantuan genteng padahal permintaan bantuan kepada pemerintah sudah diajukan sejak Senin lalu. Sejumlah bantuan terus mengalir dari lembaga kemanusiaan, termasuk material bangunan seperti genteng. Bantuan tersebut salah satunya datang dari lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
ACT sengaja mendatangkan genteng dari sekitar kawasan Kediri, karena di Kediri sendiri harga genteng melonjak tinggi. ACT menyalurkan bantuan dari warga masyarakat berupa ribuan genteng kepada warga yang atap rumahnya hancur akibat letusan Gunung Kelud.
“ACT sengaja mendatangkan ribuan genteng dari daerah yang berada di sekitar Kediri. Hal ini dikarenakan stok genteng di Kediri sudah menipis, walaupun harganya sangat mahal,” ungkap Direktur Disaster Management Institute of Indonesia (DMII) ACT, Insan Nurrohman.
Insan menjelaskan, naiknya harga genteng di Kediri hampir mencapai 50 persen. Hal ini akibat naiknya permintaan masyarakat.
“Mahalnya harga genteng sangat tidak terjangkau oleh warga desa yang dhuafa dan berpenghasilan rendah. Pagi ini ACT akan mengirimkan 10 truk genteng yang akan didrop ke Kantor Desa Satak, Kecamatan Puncu,” tambah Insan.