Beda Jokowi dan Ahok Sikapi Monorel

admin Suara.Com
Kamis, 20 Februari 2014 | 10:53 WIB
Beda Jokowi dan Ahok Sikapi Monorel
Gubernur Jakarta Joko Widodo (Jokowi) (Foto: Bagus Santosa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) saling bersebrangan dalam menyikapi proyek pembangunan transportasi massal monorel.

Ahok bertindak tegas menyikapi perjanjian kerjasama dengan PT Jakarta Monorail, pengembang proyek ini, sedangkan Jokowi bersikap hati-hati dalam memandang perjanjian ini.

Bahkan, Ahok sempat mengancam PT Jakarta Monorail apabila tidak menyetujui perjanjian kerjasama baru yang disodorkan. Dia juga mempersilakan PT Jakarta Monorail mundur jika tidak mampu menyetujui perjanjian kerjasama yang baru ini.

“Jadi kita mau sodorin kontrak berapa tahun harus selesai. Kalau tidak selesai, semua yang terbangun itu punya Pemprov DKI. Kalau mereka tidak setuju dengan isi PKS yang baru ini, angkat kaki saja. Emangnya gue pikirin. Kita nggak keluarin duit kok untuk bangun monorel,” kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kemarin, Rabu (19/2/2014).

Ahok menegaskan, PT Jakarta Monorail diberikan tenggat waktu tiga setengah tahun untuk menyelesaikan satu koridor monorel. Bila dalam waktu ini pembangunan fisik proyek tersebut tidak selesai, maka Ahok meminta seluruh bangunan yang sudah dibangun termasuk tiang pancang akan menjadi milik Pemprov DKI Jakarta.

“Tiang pancang yang bayar dia (PT JM) dong. Nggak kita yang bayar. Dia harus beresin pembayaran tiang pancang. Jadi kalau dia gagal bangun monorel, ya Pemprov DKI yang dapat. Enak saja suruh gue yang bayar. Itu urusan dia dengan PT Adhi Karya,” katanya.

Selain itu, Ahok juga meminta supaya PT Jakarta Monorail memberikan jaminan bank sebesar lima persen dari total pembangunan ini. Kata Ahok, jaminan ini untuk menunjukkan keseriusan PT Jakarta Monorail dalam pembangunan proyek tersebut.

Namun, kata Ahok, PT Jakarta Monorail menyatakan keberatan atas syarat ini. Dalihnya, berdasarkan aturan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), untuk jaminan bank ditentukan sebanyak satu persen dari total investasi pembangunan properti atau infrastruktur

“Kita ngajuin 5%, tapi dia keberatan. Dia minta lebih rendah dari 5%. Dimana-mana berlaku 5% dong. Katanya jalan tol cuma 1%. Mana buktinya? Kalau nggak ada buktinya, saya tidak mau. Kalau dalam Perpres kan 5%. Logika dong, anda mau bangun 100 perak, tapi lima perak saja nggak ada. Kan aneh. Ini kan jaminan,” tutur Ahok.

Berbeda dengan Ahok, Jokowi lebih hati-hati menyikapi proyek ini. Menurutnya, proyek ini harus tetap berjalan.

"Karena perjanjian kerjasama masa demi masa, ayat demi ayat, harus hati-hati. Syaratnya harus komplit, ketemu ditengah itu tidak gampang," kata Jokowi.

Bahkan, Mantan Walikota Solo ini meminta supaya media lebih berhati-hati dalam pemberitaan Monorel. Sebab, menurutnya pemberitaan yang memberikan citra negatif tentunya akan berdampak pada hasil pertemuan hari ini dan proses proyek ini ke depannya.

"Hati-hati lho kalau menulis, ini masalah investasi," kata Jokowi.

Untuk diketahui, Proyek monorel ini sendiri membutuhkan dana sekitar Rp17 triliun dengan panjang lintasan sejauh 30 km yang dibagi dua jalur yakni jalur hijau sepanjang 14,5 kilometer, yang melewati Semanggi-Casablanca-Kuningan-Semanggi, dan jalur biru 15,5  kilometer, yang melewati Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI