Industri "Esek-esek" Menjamur, Kepala Polisi Dipecat

admin Suara.Com
Sabtu, 15 Februari 2014 | 19:10 WIB
Industri "Esek-esek" Menjamur, Kepala Polisi Dipecat
Ilustrasi (freedigitalphotos.net/ marin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kepala Kepolisian Dongguan, Propinsi Guangdong, Cina, dicopot dari jabatannya hari Jumat (14/2) waktu setempat.

Yan Xiaokang, Kepala Polisi tersebut, dipecat karena dinilai tidak mampu mengendalikan perdagangan seks yang merajalela di kota tersebut.

Dilaporkan The Telegraph, Yan Xiaokang, dicopot karena dianggap "melalaikan tugas".

Xiaokang, yang pernah menjabat wakil walikota Dongguan, ditugasi untuk mengendalikan pelacuran di kota yang terkenal dengan julukan "Kota Dosa" tersebut. Namun, meski berulang kali dilakukan operasi penumpasan, perdagangan seks ilegal di ribuan klub malam dan panti pijat "plus" tumbuh subur di Dongguan.

Prestasi Xiaokang yang tidak terlalu baik tersebut tidak membuat pemerintah puas.

"Kegagalan kepala polisi mengakibatkan perdagangan seks ilegal terus berlangsung di Dongguan, yang berpengaruh buruk bagi kota, baik di secara domestik maupun internasional," kata pihak kantor cabang Partai Komunis propinsi Guangdong, seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Padahal, sebagai kepala polisi, Xiaokang tidak diam saja. Tahun lalu saja, ia mengimpor ratusan anjing polisi dari kota Kunming, Propinsi Yunan untuk mengamankan Dongguan. Nyatanya, taktik tersebut berhasil menurunkan angka kejahatan seperti pencurian dan perampokan.

Namun, anjing-anjing tersebut terbukti tidak bisa menekan pertumbuhan rumah bordil berkedok panti pijat dan klub malam yang menjamur. Dalam penggerebekan yang melibatkan 6500 polisi ke 2000 tempat hiburan di Dongguan minggu lalu, terungkap bahwa industri "esek-esek" di kota tersebut masih menggeliat.

Prostitusi memegang peranan penting dalam perekonomian Dongguan. Penumpasasn industri prostitusi mengancam ekonomi warga yang bernilai hingga 50 miliar Yuan, atau senilai 97 triliun Rupiah. (Telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI