Matamata - Norwegia, Anders Breivik, terpidana kasus pembunuhan massal Norwegia mengancam akan mogok makan jika tidak mendapat video games yang lebih baik. Ia juga mengajukan sejumlah permintaan lain untuk meringankan "siksaan" yang ia rasakan selama mendekam di penjara.
Ada-ada saja ulah Anders Breivik, seorang pembunuh massal yang mendekam di penjara Norwegia ini. Ekstrimis sayap kanan yang menghabisi nyawa 77 orang pada sebuah perkemahan 22 Juli 2011 silam ini mengancam akan mogok makan, jika pihak penjara tidak mengganti konsol game Playstation 2 di dalam selnya dengan Playstasion 3.
Breivik juga meminta agar ia diberikan lebih banyak game untuk orang dewasa.
"Narapidana lain bisa memainkan game untuk orang dewasa, sementara saya hanya boleh memainkan game untuk anak-anak. Salah satu contohnya adalah "Rayman Revolution", permainan yang diperuntukkan bagi anak berusia 3 tahun," keluh Breivik, melalui sebuah surat yang diterima kantor berita AFP, Jumat (14/2)
Tak hanya itu, lelaki yang divonis 21 tahun penjara itu juga mengajukan sejumlah tuntutan lain. Breivik meminta agar punya waktu lebih banyak di luar sel dan diberikan hak untuk berkomunikas lebih bebas dengan dunia luar.
Seperti diketahui, Breivik dimasukkan dalam sel tersendiri, terpisah dari narapidana lainnya, karena alasan keamanan.
Lelaki berusia 35 tahun itu juga meminta agar tunjangan yang ia terima saat ini sebesar 300 kroner atau senilai 650 ribu Rupiah, digandakan. Menurutnya, ia butuh uang lebih untuk biaya surat menyuratnya.
Pembunuh berdarah dingin itu juga mengajukan berbagai tuntutan lain seperti sofa baru untuk selnya, akses ke komputer, dan dihentikannya penggeledahan harian.
Dalam surat tertanggal 29 Januari tersebut, Breivik mengatakan bahwa mogok makan "jadi pilihan terakhir" karena tak kunjung ada perbaikan terhadap kondisinya di dalam penjara.
"Saya baru akan berhenti mogok makan jika Menteri Kehakiman (Anders) Anundsen dan kepala KDI (Departemen Pemasyarakatan Norwegia) berhenti memperlakukan saya lebih buruk daripada binatang," tegas Breivik.